Kaum wahhabiyyah sering kali melontarkan
tuduhan-tuduhan syirik kepada semua orang yang berbeda haluan dan paham
dengan pemahaman mereka. Tidak hanya orang biasa yang dicap syirik,
bahkan dari kalangan ulama’ pun tidak sedikit pula yang dicap sebagai
pelaku syirik. Bahkan dengan lancangnya, sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih
wa sallam pun tidak luput dari tuduhan syirik seperti ini.
Syaikh Bin Baaz, seorang ulama wahhabi
menyatakan bahwa amalan seorang sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa
sallam yang bernama Bilal bin al-Harits al-Mazani radhiyallahu ‘anhu
adalah amalan yang mungkar dan dapat menjadi wasilah kepada kesyirikan.
Pernyataan Bin Baaz ini dapat ditemui di dalam ta’liq (catatan kaki)
kitab Fath al-Baari bi Syarh Shohih al-Bukhari karya al-Imam ibn Hajar
al-Asqalani rahimahullaah yang ditahqiiq oleh Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baaz cetakan Maktabah as-Salafiyyah, halaman 495 juz 2.
(Catatan: Kitab ini dapat juga didownload dalam bentuk digital di http://waqfeya.net/book.php?bid=3705, dan klik مجلد ٢ )
Pada halaman 495 dan 496 disebutkan sebuah riwayat (perhatikan screenshot di atas pada bagian teks yang bergaris warna hijau):وروى إبن أبي شيبة بإسناد صحيح ، من رواية أبي صالح السمان ، عن مالك الداري وكان خازن عمر قال : أصاب الناس قحط في زمن عمر فجاء رجل إلى قبر النبي (صلى الله عليه وسلم) فقال : يا رسول الله إستسق لأمتك فإنهم قد هلكوا ، فأتى الرجل في المنام فقيل له : إئت عمر وقد روى سيف في الفتوح أن الذي رأى المنام المذكور هو بلال بن الحارث المزني أحد الصحابة
Telah diriwayatkan dari ibn Abu Syaibah dengan sanad yang shahih, dari riwayat Abu Sholih as-Sammani, dari Malik ad-Daari yang mana beliau adalah bendaharanya khalifah ‘Umar, beliau berkata: Masyarakat ditimpa paceklik pada masa Khalifah ‘Umar, kemudian seseorang mendatangi kubur Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam kemudian berkata: “Yaa Rasulallaah, mohonkan hujan untuk ummatmu disebabkan mereka hendak binasa”. Kemudian di dalam tidurnya datanglah seseorang dan berkata kepadanya: “Datangilah ‘Umar!”. Dan sungguh telah diriwayatkan pula dari Saif di dalam al-Futuuh bahwasanya lelaki yang bermimpi tadi adalah Bilal bin al-Harits al-Mazani yang merupakan salah seorang dari kalangan sahabat.
Kemudian di halaman yang sama, terdapat
catatan kaki dari Syaikh Bin Baaz yang dengan sangat berani dan lancang
menyatakan bahwa amalan sahabat Bilal bin al-Harits al-Mazani tersebut
adalah amalan yang munkar dan syirik (perhatikan gambar yang bergaris
warna merah dan bagian yang paling parah adalah yang saya beri tanda
kotak biru):
Riwayat ini, –jika dianggap shahih sebagaimana yang dikatakan oleh pen-syarahnya (ibn Hajar)– bukanlah hujjah atas diperbolehkannya istisqa’ (dengan perantara) kepada Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam setelah beliau wafat, hal ini dikarenakan orang yang meminta tersebut majhul (tidak dikenali) dan bahwasanya amalan para shahabat radhiyallaahu ‘anhum bertolak belakang dengan perbuatan orang ini, dan mereka adalah orang-orang yang paling memahami syari’at, dan tidak ada seorangpun dari mereka yang mendatangi kubur beliau untuk meminta hujan maupun permintaan lainnya, bahkan ‘Umar telah berpaling dari perbuatan tersebut yaitu pada sebuah musim kemarau beliau melakukan istisqa’ dengan perantaraan ‘Abbas, dan tidak ada satupun dari mereka yang mengingkarinya, maka ketahuilah bahwasanya hal yang demikian inilah yang benar, dan sungguh apa yang dikerjakan orang ini (Sahabat Bilal bin al-Harits) adalah munkar dan dapat menjadikan jalan kepada kesyirikan. Bahkan sebagian ulama menganggap perbuatan tersebut adalah bagian dari kesyirikan. Adapun penamaan orang yang berdo’a dalam riwayat Saif tersebut dengan Bilal ibn al-Harits, maka keshahihannya perlu ditinjau ulang.
Perlu untuk diperhatikan, bahwasanya
catatan kaki tersebut adalah PENDAPAT PRIBADI SYEKH BIN BAAZ, bukan
pendapat maupun penjelasan dari pengarang kitab Fath al-Baari (al-imam
ibn Hajar al-Asqalani rahimahullaah).
Sebagaimana yang sudah kita ketahui,
bahwasanya para Sahabat Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam adalah
sebaik-baik kelompok manusia yang sudah dijamin Surga oleh Allah
Ta’aala, itu artinya para Sahabat Nabi adalah orang-orang yang lurus di
dalam menjalankan diinul Islam dan Allah ta’aala telah ridho kepada
mereka radhiyallaahu ‘anhum. Tapi mengapa di zaman ini ada yang berani
menyatakan bahwasanya salah seorang sahabat Nabi itu pelaku
syirik? Apakah ini yang disebut dengan kaum yang mengikuti Salaf?
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar