Selanjutnya Abu Ayyub menceritakan.’Demikianlah Rasulullah SAW tinggal dibagian bawah,sedangkan kami tinggal dibagian atas. Pada suatu hari gentong kami yang berisi air pecah ,segeralah aku dan Ummu Ayyub membersihkan dengan selimut kami yang satu-satunya itu agar air tidak menetes kebawah yang dapat mengganggu beliau. setelah itu aku turun kepadanya meminta agar beliau sudi pindah keatas sehingga beliau bersedia keatas.’
Pada kesempatan yang lain,Abu Ayyub menceritakan,kami biasa membuatkan makan malam untuk Nabi SAW.setelah siap makanan itu kami kirimkan kepada beliau.jika sisa makanan itu dikembalikan kepada kami,Aku dan Ummu Ayyub berebut bekas tangan beliau dan kami makan bersama sisa makanan itu untuk mendapatkan berkah beliau.pada suatu malam kami mengantarkan makan malam yang kami campuri dengan bawang merah dan bawang putih kepada beliau, tetapi ketika makanan itu dikembalikan oleh Rasulullah SAW kepada kami,kami tidak melihat adanya bekas tangan yang menyentuhnya.
Dengan rasa cemas aku kemudian datang menanyakan:
‘Wahai Rasulullah engkau kembalikan makan malammu tetapi aku tidak melihat adanya bekas tanganmu padahal setiap kali engkau kembalikan makan malammu aku dan Ummu Ayyub selalu berebut pada bekas tanganmu karena ingin mendapat berkah’:
Nabi SAW menjawab ‘aku temui makanan itu bau bawang, padahal aku senantia sabar-munajat (kepada Allah). Tetapi untuk kalian, makan sajalah.” Abu Ayyub berkata, “Kami lalu memakannya. Setelah itu, kami tidak pernah lagi menaruh bawang merah atau bawang putih pada makanan beliau.”
Sumber: Al-Ishabah, Ibnu Hajjar, 1/405, Sirah Ibn Hisyam, 1/749, dan Tartibu Musnadil Imam Ahmad, 20/292. Dikutip dari buku Sirah Nabawiyah DR. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthy penerbit Robbani Press hal Hal 175-176
Tidak ada komentar:
Posting Komentar