Dalam buku-bukunya, dia selalu
menyebut dirinya sebagai Mantan Kiai NU. Namun dia sebenarnya bukan
mantan kiai NU, apalagi pernah menjadi anggota atau menjabat di NU,
tidak!. Dia itu orang kampung biasa yang keadaan hidupnya sangat
sederhana sekali dan tidak punya power sedikitpun di masyarakatnya.
Olehkarena itu, penerbit “Laa Tasyuk” memanfa’atkan dia untuk dijadikan
sebagai tumbal politik ekonominya.
Mahrus
Ali saat ini berkediaman di Tambakwaru Sidoarjo – Jawa Timur. Dia juga
suka nongkrong di warung kopi di depan balai desa di dekat rumahnya di
desa Tambak Sumur RT 01 / RW 01 Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo,
Jawa Timur. Itupun beraninya kalau keadaannya sedang sepi. Hidupnya pun
semakin susah saja bahkan sudah terasing dari masyarakatnya. Dia itu
ibarat cacing tanah kepanasan yang menjadi cemoohan masyarakat sampai
ke anak-anak kecil. Itulah adzab Allah swt yang selalu menimpa dia
dikarenakan atas perbuatannya sendiri. Mudah-mudahan ini menjadi
pelajaran bagi kita !!.
Adapun mengenai tulisan-tulisan H
Mahrus Ali di setiap buku karangannya, semuanya itu berisikan
pengkajian dan pembahasan yang tidak ilmiah dan mengandung
ketidakbenaran, karena tidak disertai dengan dalil-dalil yang kuat dan
penjelasan-penjelasan yang ilmiah secara keilmuan. Hanya saja
dalil-dalil yang diambil olehnya baik dari Al-Qur’an maupun Hadits Nabi
hanyalah merupakan hasil terjemahan secara tekstual atau letterleg
saja sehingga sama sekali tidak mengenai sasaran yang tepat.
Selain itu, dia menganggap bahwa
ilmu hisab itu bid’ah dholalah dan yang paling benar hanyalah ilmu
rukyat semata dalam penentuan awal bulan Qamariyah seperti awal
Ramadhan, Syawal dan Dzul-Hijjah. Akan tetapi ketika diwawancarai KH.
Thobary dan ditanya: “Ngomong-ngomong ! Apakah bapak bisa tidak ilmu
hisab?.”
Jawab Mahrus Ali: “Saya tidak bisa sama sekali ilmu hisab.“
“Mengapa bapak menulis ilmu
hisab di buku karangan bapak yang berjudul “Amaliyah Sesat Di Bulan
Ramadhan?. ” tanya KH. Thobary lagi. “Bahkan bapak mencela NU dan
Muhammdiyah serta Kementrian Agama Republik Indonesia. “
Jawab Mahrus Ali: “Oh itu saya ambil dari internet saja. “
Walhasil
H Mahrus Ali itu tidak faham sama sekali tentang ilmu hisab dan
rukyat. Ternyata tulisan dia tentang hisab itu hanyalah merupakan copy paste dari internet alias googling saja.
Dengan demikian, pemahaman
keilmuan H. Mahrus Ali benar-benar sangat diragukan tentang
kebenarannya karena tidak sesuai denagn fakta-fakta keilmuan yang
berlaku di dalam ajaran agama Islam. Itulah ajaran Wahhabi yang dianut
oleh H. Mahrus Ali untuk menyesatkan ummat Islam di Indonesia. Memang
Mahrus Ali itu otaknya sudah dicuci oleh Wahhabi ketika dia belajar
dahulu di Saudi Arabia selama 8 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar