Laman

Jumat, 17 Agustus 2012

Gus Dur Wali Masa Kini

Jakarta, NU Online
Setiap zaman memiliki problemnya sendiri. Demikian pula dalam konteks kewalian, setiap zaman memiliki walinya sendiri yang akan membantu masyarakatnya dalam menyelesaikan problem yg dihadapi. Bambang, asisten Gus Dur yang biasa membantu urusan hubungan media sangat yakin akan kewalian Gus Dur dalam konteks kekinian. “Saya percaya beliau wali, beliau tidak seperti lazimnya manusia biasa, ketokohannya luar biasa dlm memperjuangkan hak sipil rakyat. Saya menganggap beliau wali dalam konteks zaman kekinian,” katanya. Menurutnya, apa yang di perjuangkan Gus Dur, kalau ditarik dari zaman Walisongo hanya beda zaman saja, maksud dan tujuan yang di sampaikan tidak berbeda. Jika dulu mnyebarkan Islam, kini memperjungkan hak asasi manusia. Bambang bahkan juga melihat kemungkinan bahwa ayah dan kakek Gus Dur juga seorang wali, dalam konteks zamannya, yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

“Seorang Gus Dur mampu menjadi pemimpin ummat, dan konsisten dalam meperjuangkan hak sipil, hak demokrasi, hak asasi manusia, & hak minoritas,Kalau sekarang ada yang menganggap beliau seorang wali,tidak aneh,” terangnya.

Dlm kondisi trjadinya beberapa kerusuhan yang melibatkan agama ini, orang baru sadar dan ingat akan peran besar yg telah dilakukan Gus Dur. “Orang baru sadar, orang baru inget sama Gus Dur, saya baca di twiteer, banyak yang berkomentar ‘Kenapa dulu kita tidak menghadang Gus Dur ketika dil engserkan, sekarang baru menyesal’. Gus dur sangat diperlukan bangsa ini dalam situasi sekarang ini,” imbuhnya.

Dalam situasi yang kalut seperti ini, ia selalu ingat Gus Dur merupakan orang yang paling dicari wartawan untuk diminta tanggapan dan pernyataan. “Gus Dur konsisten selalu membela yang lemah, ngak ada kekerasan terhadap apa pun. Inilah yang selalu diperjuangkan Gus Dur,” jelasnya. Mengenai aspek mistis dari Gus Dur, yang diketahui ketika menemaninya adalah ketika berziarah, yang merupakan kebiasaan Gus Dur, seperti terjadi komunikasi dengan orang yang diziarahi. “Saya beberapa kali melihat, kayak terjadi komunikasi yang beliau lakukan, tetapi kita tak bisa mendengar. Ya wallahu a’lam, apa yang sedang dibicarakan, itulah yang kita tangkap dari ziarah-ziarah itu,” ujarnya. Ia juga memiliki pengalaman menarik yang akan selalu diingatnya.

Seminggu sbelum meninggalnya mantan Ketua Umum PBNU ini, Gus Dur bercerita kepadanya bahwa dirinya bermimpi bertemu KH Hasyim Asy’ari dan dikasih tugas membersihkan lantai yang kotor. “Ini dimaknai beliau, bangsa ini dalam keadaan kotor. Bapak dalam cerita kan selalu berfikiran luas, tidak memikirkan partai, kelompok atau golongan. Selalu yang di ceritakan bangsa dan negara. Sayangnya tugas trsebut belum sampai terlaksana, kemudian sudah wafat,” terangnya. Dalam mimpinya tersebut, Kiai Hasyim Asy’ari juga meminta agar seminggu kemudian, Gus Dur datang ke Jombang. Dan ternyata seminggu kemudian, ia meninggal dan dimakamkan di Jombang. “Ini saya denger langsung dari beliau,” katanya meyakinkan. (mkf)

sumber : http://nu.or.id/page/id/dinamic_detil/1/27047/Warta/Gus_Dur_Wali_Zaman_Kini.html

Tidak ada komentar: