Laman

Minggu, 17 Juni 2012

KH.Zaunidin Mojosari Nganjuk

KH Zainuddin Mojosari Dia mengetahui masa depan seseorang, tapi dia tidak berhasil meyakinkan muridnya agar mnggantikannya memimpin pesantren. Ketika menjadi santri di pesantren Langitan, Tuban, Kiai Zainuddin yang asal Padangan, Bojonegoro diambil menantu oleh pengasuh pondok tersebut, dan diminta untuk meneruskan kepemimpinan Pondok Mojosari. Ini merupakan tradisi di kalangan para ulama. Dengan demikian, Kh.Zainuddin merupakan urutan kelima pondok tersebut sejak KH Ali Imron, sang pendiri, di bawah kepemimpinannya, Ponpes Mojosari mncapai kejayaannya. Pada gilirannya, Kiai Zainuddin pun mengikuti tradisi tersebut dengan mengambil murid terpandai sebagai menantu. Dan murid itu adalah Jazuli Utsman, tapi sang murid menolak dengan alasan akan membuka pesantren di Ploso tempat kelahirannya. Ketika hal itu sampai ke telinga KH.Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang, ulama kharismatis ini berkunjung ke Mojosari Nganjuk dan berusaha mnjernihkan masalah. “Anda harus bangga punya murid yang bisa mandiri dan membuka pesantren sendiri.relakan dia brkiprah di kampungnya. ” Tutur Hadratus Syaikh lembut. Maka cairlah kesalahpahaman itu, dan dia memberi restu kepada Jazuli, murid kebanggaanya itu. Meski di kenal sebagai Waliyullah, kegiatan KH Zainuddin sehari-hari tak jauh berbeda dengan petani pada umumnya, tapi ia terkenal sangat disiplin dan istiqamah. Jam22.00 setelah selesai mengajar di malam hari, sang kiai istirahat hingga jam 02.00 lalu shalat tahajjud, membaca Al Qur’an atau melakukan ibadah-ibadah lain yang brtujuan mndekatkan diri kepada Allah hingga menjelang subuh. Namun ada kalanya, sembil menanti subuh, dia berputar-putar mengelilingi pekarangan yang banyak ditumbuhi pohon buah-buahan, dikumpulkannya buah sawo, jambu dan buah-buahan lainnya yang berjatuhan untuk makanan ternak. Setelah itu barulah dia membangunkan para santri di pondok dengan menyebut nama mereka satu per satu. Usai shalat Subuh, kegiatan di lanjutkan dengan pengajian, dari kitab yang kecil maupun besar. Sekitar jam 07.00 diambilnya sapu lidi, dan dengan sigap ia membersihkan halaman rumah sampai ke kandang kuda, sapi, kambing dan ayam. Kalau perlu, dia juga turut memberi makan binatang-binatang ternak piaraannya, kiai Zainuddin termasuk penyayang binatang dan rajin menjaga kebersihan lingkungan. Dia juga pengamal dan penganjur sunnah Rasul. Itu terlihat dari nasihatnya kepada para santri agar tidak melupakan ayat: "Ata’murunannasa bil birri wa tansauna anfusakum”, yang artinya “Apakah kamu perintahkan orang lain untuk berbuat baik padahal kamu melupakan dirimu sendiri”. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Kiai Zainuddin bekerja keras, mengayun cangkul, menanam singkong, jagung atau pisang. Dan untuk keperluan kesehatan, dia juga membuat apotek hidup di halaman rumahnya. Pada suatu hari, KH. Hasyim Asy’ari membuat surat edaran untuk meluruskan kegiatan perayaan maulid Nabi, berhubung maulidan di pesantren Mojosari dinilai kurang islami. Konon, para santri Mojosari menggelar pertunjukan wayang wong, ketoprak, kuda lumping dan pencak silat ktika mngadakan maulidan. Ketika surat itu akan dikirim, malam harinya kiai Hasyim bermimpi, Alim ulama seluruh Indonesia shalat berjama’ah di sebuah masjid. Dengan jelas dia melihat bahwa yang menjadi imamnya adalah KH Zainuddin Mojosari Nganjuk, maka dia mengurungkan niatnya mengedarkan surat edaran tersebut karena segan dan sangat menghargai kiai Zainuddin. Ini menunjukan betapa tingginya posisi KH Zainuddin di mata ulama lainnya. Ini adalah `adah atau keluarbiasaan sang kiai. Keluar biasaan yang lain, demikian tingginya mata batin kiai Zainuddin, sehingga dia dapat mengetahui muridnya bakal menjadi ulama besar, itu terjadi pada diri Jazuli Utsman, anak Muhammad Utsman, seorang naib dari Desa Ploso, Kediri. Konon, Jazuli sudah berada diBatavia untuk masuk Stovia, sekolah kedokteran tempo dulu. Ketika Kiai Zainuddin mengetahui hal itu, ia segera menemui naib Utsman dan minta agar Jazuli ditarik pulang. “Dia tidak cocok sekolah disana,” ujarnya mengingatkan. Karena yang menyuruh adalah seorang kiai besar, Naib Utsman tidak berani menolak, dikirimnya surat keBatavia dengan pesan agar Jazuli segera pulang atas saran Kiai Zainuddin. Jazuli sendiri ketika menerima surat itu dapat memahami keputusan tersebut dengan legawa, meski ia telah bermukim disana selama beberapa bulan. Kenyataannya memang demikian, Jazuli Utsman akhirnya dikenal sebagai ulama, pemimpin PondokPesantren Ploso,Kediri. “Cepat datang ke mojosari” perintahnya kepada Jazuli, sebab dia tinggal diluar pondok karena kemampuan finansialnya tidak mengizinkan tinggal di pondok. “saya tidak punya uang, kiai” jawab Jazuli polos. “Sudahlah, nanti kamu akan menjadi blawong” kata pak kiai.

Kamis, 14 Juni 2012

Syekh Ibnu Atha'illah, Pnulis Kitab Al-Hikam

Syekh Ibnu Atha'illah, Penulis Kitab Al-Hikam Nama lengkapnya adalah Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari. Ia lahir di Iskandariah (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan meninggal di Kairopada 1309 M. Julukan Al-Iskandariatau As-Sakandari merujuk kota kelahirannya itu. Sejak kecil, Ibnu Atha’illah dikenalgemar belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syekh secara bertahap. Gurunya yang paling dekat adalah Abu Al-Abbas Ahmadibnu Ali Al-Anshari Al-Mursi, murid dari Abu Al-Hasan Al-Syadzili, pendiri tarikat Al-Syadzili. Dalam bidang fiqih ia menganut dan menguasai Mazhab Maliki, sedangkan di bidang tasawuf ia termasuk pengikut sekaligus tokoh tarikat Al-Syadzili. Ibnu Atha'illah tergolong ulama yang produktif. Tak kurang dari 20 karya yang pernah dihasilkannya. Meliputi bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu, dan ushul fiqh. Dari beberapa karyanya itu yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam. Buku ini disebut-sebut sebagai magnum opusnya. Kitab itu sudah beberapa kali disyarah. Antara lain oleh Muhammad bin Ibrahim ibnu Ibad Ar-Rasyid-Rundi, Syaikh Ahmad Zarruq, dan Ahmad ibnu Ajiba. Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al-Tanwir fi Isqath Al-Tadbir, Unwan At-Taufiq fi’dab Al-Thariq, Miftah Al-Falah dan Al-Qaul Al-Mujarrad fil Al-Ism Al-Mufrad. Yang terakhir ini merupakan tanggapan terhadap Syekhul Islam ibnu Taimiyyah mengenai persoalan tauhid. Kedua ulama besar itu memang hidup dalam satu zaman, dan kabarnya beberapa kali terlibat dalam dialog yang berkualitas tinggi dan sangat santun. Ibnu Taimiyyah adalah sosok ulama yang tidak menyukai praktek sufisme. Sementara Ibnu Atha'illahdan para pengikutnya melihat tidak semua jalan sufisme itu salah. Karena mereka juga ketat dalam urusan syari’at. Ibnu Atha'illah dikenal sebagai sosok yang dikagumi dan bersih. Ia menjadi panutan bagi banyak orang yang meniti jalan menuju Tuhan. Menjadi teladan bagi orang-orang yang ikhlas, dan imam bagi para juru nasihat. Ia dikenal sebagai master atau syekh ketiga dalam lingkungan tarikat Syadzili setelah pendirinya Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dan penerusnya, Abu Al-Abbas Al-Mursi. Dan Ibnu Atha'illah inilah yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga khazanah tarikat Syadziliyah tetap terpelihara. Meski ia tokoh kunci di sebuah tarikat, bukan berarti aktifitas danpengaruh intelektualismenya hanya terbatas di tarikat saja. Buku-buku Ibnu Atha'illah dibaca luas oleh kaum muslimin dari berbagai kelompok, bersifat lintasmazhab dan tarikat, terutama kitab Al-Hikam. Kitab Al-Hikam ini merupakan karya utama Ibnu Atha’illah, yang sangat populer di dunia Islam selama berabad-abad, sampai hariini. Kitab ini juga menjadi bacaan utama di hampir seluruh pesantren di Nusantara. Syekh Ibnu Atha’illah menghadirkan Kitab Al-Hikam dengan sandaran utama pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Guru besar spiritualisme ini menyalakan pelita untuk menjadi penerang bagi setiap salik, menunjukkan segala aral yang ada di setiap kelokan jalan, agar kita semua selamat menempuhnya. Kitab Al-Hikam merupakan ciri khas pemikiran Ibnu Atha’illah, khususnya dalam paradigma tasawuf. Di antara para tokoh sufiyang lain seperti Al-Hallaj, Ibnul Arabi, Abu Husen An-Nuri, dan para tokoh sufisme falsafi yang lainnya, kedudukan pemikiran Ibnu Atha’illah bukan sekedar bercorak tasawuf falsafi yang mengedepankan teologi. Tetapi diimbangi dengan unsur-unsur pengamalan ibadah dan suluk, artinya di antara syari’at, tarikat dan hakikat ditempuh dengan cara metodis. Corak Pemikiran Ibnu Atha’illah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh sufi lainnya. Ia lebih menekankan nilai tasawuf pada ma’rifat. Adapun pemikiran-pemikiran tarikat tersebut adalah: Pertama, tidak dianjurkan kepada para muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka. Dalam hal pandangannya mengenai pakaian, makanan, dan kendaraanyang layak dalam kehidupan yang sederhana akan menumbuhkan rasa syukur kepada Allah dan mengenal rahmat Illahi. "Meninggalkan dunia yang berlebihan akan menimbulkan hilangnya rasa syukur. Dan berlebih-lebihan dalam memanfaatkan dunia akan membawa kepada kezaliman. Manusia sebaiknya menggunakannikmat Allah SWT dengan sebaik-baiknya sesuai petunjuk Allah danRasul-Nya," kata Ibnu Atha'illah. Kedua, tidak mengabaikan penerapan syari’at Islam. Ia adalah salah satu tokoh sufi yang menempuh jalur tasawuf hampir searah dengan Al-Ghazali, yakni suatu tasawuf yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Mengarah kepada asketisme, pelurusan dan penyucian jiwa (tazkiyah an-nafs), serta pembinaan moral (akhlak), suatu nilai tasawuf yang dikenal cukup moderat.

Jumat, 08 Juni 2012

MENGGUGAT TAHLILAN

Suatu malam selepas memimpin TAHLILAN KEMATIAN, Oemar Bakri didebat seorang mahasiswa dari kota yang sedangKuliah Kerja Nyata di kampungnya.Mahasiswa ini mempertanyakan keabsahan ritual Tahlilan Kematian yang menurut keyakinannya adalah amaliyah sia-sia dan bid’ah yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Mahasiswa : “Menurut saya ritual Tahlilan Kematian itu perbuatan sia-sia dan bid’ah.” Oemar Bakri ; “Apa alasannya?” Mahsiswa : “Karena orang mati sudah tidak lagi bisa menerima manfaat apa pun dari orang hidup.” Oemar Bakri ; “Benarkah?” Mahasiswa : “Ya, apalagi amaliyah tersebut tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah SAW.” Oemar Bakri ; “Kamu pernah jumpa Rosulullah?” Mahasiswa : “Belum, tapi beliau bersabda bahwa yang akan tetap mengalir pahalanya kepada si mayit itu cuma tiga ; 1) Sedekah Jariah, 2) Ilmu yang bermanfaat, dan 3) Anak saleh yang mendoakannya.” Oemar Bakri ; “Jadi dengan dalil hadits yang Anda sebutkan tadi sia-sialah TAHLILAN yang berisi ; Tilawah Qur’an, Dzikir, Sholawat, dan Do’a yang baru saja berlangsung?” Mahasiswa : “Tepat sekali. Makanya tinggalkanlah amal tidak berguna ini segera karena hanya akan mendatangkan murka Allah!” Oemar Bakri ; Masa sih? Anda salah, deh. Mahasiswa : “Salah apanya? Ini sudah sesuai dalil nash yang shohih, kok.” Oemar Bakri ; “Anda salah! Sudah bertahun-tahun saya memimpin ritual TAHLILAN KEMATIAN dan saya kirimkan pahalanya kepada si mayit, namun sampai hari ini belum ada yang dikembalikan lagipahala tersebut karena salah alamat. Ini berarti pahala TAHLILAN yang biasa kami lakukan sudah sesuai prosedur dan sampai ke alamat yang dituju.Kalau tidak percaya, tanya saja sama Allah. Masa Dia tidak tahu alamat hamba-Nya di alam kubur.” Mahasiswa : “………..????

KAMBING BERTHAWAF

Gelar bagi orang berilmu adalah waratsatul anbiya’ (pewaris para nabi), sebab merekalah yang memegang tongkat estafet wahyuyang diturunkan oleh Allah Azza wa Jalla kepada para nabi. Ilmu mempunyai kedudukan diatas manusia, bahkan diatas kekuasaan. Kekuasaan mengatur manusia, sedangkan ilmu mengatur kekuasaan dan manusia (Abul Aswad). Maka para ulama selalu mengambil jarak dengan kekuasaan, agar tidak terjerat olehnya. Para ulama' kebanyakan lebih memilih berada di luar lingkar kekuasaan, dan mencela kepada ulama yang hanya dijadikan alat oleh penguasa. Lebih-lebih para a'immah mutashawwifiin, Imam Ghazali misalnya, beliau sangat mencela ulama yang kemroyok berebut tumpengnya penguasa. Maka mengherankan ketika seorang aktifis agama pamer, karena telah ketemu dengan pejabat anu dan dikasih syai’un adzim plus proposalnya disetujui. kok ya tidak malu? Mbok ya dirahasiakanlah kalau"berselingkuh"! Kiyai Zubair dan kiyai Imam Sarang, tidak pernah mau menerima sumbangan dari pemerintah, Alasan nya.. Pertama, karena keduanya adalah wara’, mereka sangat hati-hati meneliti asal-usul uang. Menurut pandangan beliau-beliau ini, uangpemerintah bersumber dari segala macam, ada yang pajak bioskop, minuman keras, rumah bordir, hasil tambang, retribusi pasar, dan sebagainya . Masing-masing ada yang halal, subhat, dan ada pula yang haram. Dan itu pantangan bagi beliau. Ora barokah, ujarnya. Yang kedua, karena sebagai pembawa tongkat estafet nabi, beliau tidak mau menjadi kambing congek bagi penguasa gara-gara sering menerima amplopnya. Al ihsan yasta’bidul insan (suatu kebaikan bisa memperbudak manusia), sabda Kanjeng Nabi shallallahu alaihi wasallam. Lalu selanjutnya orang akan bertanya, Darimana mereka memperoleh dana untuk pembangunan pesantren dan segala kegiatan yang membutuhkan dana ? Jawabnya adalah Dari jerih payahnya sendiri dan min haitsu laa yahtasib ( dari sumber yang tidak pasti dan tidakterduga datangnya). Secara garis besar kita bisa melihat bahwasannya mereka adalah punjer umat, umat akan bergotong- royong memikul segala kebutuhan bersama mereka yang tersentral di punjernya. HM. Sholeh Shofiyudin , seorang mubaligh terkenal di Jombang bercerita : Ketika hendak menyelenggaraka n hajatan haul kubro, al-maghfurlahkiyai Ismail Kedung maling, Sooko,Mojokerto baru memiliki seekor kambing. Jelas kurang, Kemudian beliau menuntun kambingnya itu berputar-putar mengelilingi masjid. Masyarakat penasaran melihat ulah kiyai kharismatik ini dan menanyakan alasan beliau menthawafkan kambingnya mengelilingi masjid sampai berkali-kali. Beliau menjelaskan.. “Ooh ini kambing yang mau saya sembelih untuk acara haul kubro, ia mencari teman.” Paham dengan maksud Mbah Isma’il, masyarakat berbondong -bondong menyerahkan kambing kepada beliau sehingga kambingnya terkumpul puluhan untuk hajatan. semua itu terjadi atas keikhlasan masyarakat,

KISAH MENJELANG WAFAT IMAM BUKHORI.

Halaman.9 TERJEMAHAN TEKS YANG BER BACKGROUND HIJAU Muhammad bin Abi Hatim menuturkan: Saya pernah mendengar Abu Abdillah (imam bukhari ra) singgah di kediaman Abi ManshurGhalib bin Jibril. Abi Manshur Ghalib bin Jibril bercerita ; Imam Bukhari pernah singgah dirumahku beberapa haridalam keadaan sakit parah sehingga beliau mengutus seseorang untuk segera pergi ke kota Samarkand (tempat imam bukhari tinggal) untuk menjemput beliau. Setelah penjemput beliau telah datang dan segalanya telah siap dan untuk menuju kendaraannya, imam bukhari-pun memasang kedua khuff nya dan mengenakansurban nya, di saat beliau berjalankira kira dapat satu-dua langkah saya membantu memegang lengannya dan seorang lagi bersamaku menuntun nya menuju tunggangannya untuk menaikinya, namun tiba tiba beliau berkata: “Lepaskan saja aku, sungguh aku benar benar tak berdaya. Kemudian beliau berdoa dengan beberapa bacaan doa, lantas beliau ingin merebah tidur kembali dan melaksankannya. Tampak keringat beliau bercucuran hingga tak bisa diungkapkan. Keringat itu tak henti henti nya sampai aku menambahi kain lagi didalam pakaian beliau. Dalam kondisi beliau yang seperti itu, beliau berwasiat kepada kami: “Nanti kafanilah aku dengan tiga helai kain, tanpa baju dalam dan juga tanpa memakai imamah (surban-red). Maka pesan wasiat itu semua kami laksanakan. etelah kami mengebumikan beliautiba tiba semerbak tersebar aroma bau wewangian yang amatsangat yang lebih harum dari pada misik dan ini bertahan hingga berhari hari. Kemudian naik semacam cahaya terang memanjang ke langit menghadap kubur beliau, sehingga orang orang pada berasumsi dan merasa heran takjub dibuatnya. Adapun tanah kuburnya, mereka orang orang meninggikannya sehingga kuburan imam bukhari itu nampak dengan jelas. Kami tidak mampu menjaganya dan melindunginya, karena kejadian ini sudah terlanjur menyebar ke masyarakat sehingga kami kuwalahan. Kemudian dikuburan beliau ini kami memasang sejenis kayu yang saling tumpang tindih berjalinan (semacam pagar-pent) sehingga tak satu pun orang yangbisa menjangkau ke kuburan beliau ini. Adapun aroma harumnya itu…… (bersambung ke halaman berikutnya) Sumber: Kitab SYARAH SHOHIH BUKHARI FATHUL BARI (bukan yang milik ibnu hajar) Karya: IMAM ZAINUDDIN ABDURRAHMAN BIN AHMAD IBNU ROJAB AL HAMBALI. Halaman: 9-10. Cetakan: DARUL KUTUB ILMIYAH BEIRUT LEBANON.

IMAM BUKHORI r.a

IMAM BUKHORI Di suatu malam, seorang ibu bermimpi, ia bertemu dengan seseorang yang berkata, “ Hai ibu,sesungguhnya Allah telah mengembalikan penglihatan kedua mata putramu karena seringnya engkau berdoa.” Ternyata, pada pagi harinya, sang ibu menyaksikan bahwa Allah telah mengembalikan penglihatankedua mata putranya. Anak tersebut adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Bardizbah , yang kelak menjadi seorang perawi hadits terkenal, Imam Bukhari yang buta saat masih anak-anak. Imam Bukhari lahir di Bukhara pada 13 Syawal 194 H (21 Juli 810M). Keunggulan dan kejeniusan ImamBukhari sudah tampak sejak masih kecil. Allah menganugrahkan kepadanya hati yang bersih dan otak yang cerdas,pikiran yang tajam, dan daya hafalan yang sangat kuat, khususnya dalam menghafal hadits. Ketika berusia 10 tahun, ia sudah banyak menghafal hadis. Rasyid ibn Ismail, kakak Imam Bukhari, menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendikiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia pun dicela karena tidak mencatat. Namun, suatu hari, Bukhari meminta teman-temannya membawa catatan mereka. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat. Tahun 210 H, Bukhari berangkat ke Baitullah untuk menunaikan haji dan menetap di Mekkah serta sesekali ke Madinah. Di kedua tanah suci itulah ia menulis sebagian karya-karyanya, dan menyusun dasar-dasar kitab Al Jami’ AsSahih. Ia juga menulis Tarikh Kabir-nya di dekat makam Nabi Muhammad saw. Sementara itu ketiga buku tarikhnya, As Sagir, Al Awsat , dan Al Kabir , lahir dari kemampuannya yang tinggi mengenai pengetahuan terhadap tokoh-tokoh dan kepandaiannya memberikan kritik. Karya-karyanya itu tidak lepas daripengembaraannya ke banyak negeri: Syam, Mesir, Baghdad, Kuffah, dan Jazirah Arab. Berkat kejeniusannya itu, Imam Bukhari berhasil merawi hadits dari 80.000 perawi, dan menghafalnya rinci dengan sumbernya. Imam Muslim bin Al Hajjaj, pengarang kitab As Sahih Muslim menceritakan: ” Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya.” Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli berkata, ”Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi,lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya.” Sebagai intelektual yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalamdisiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat, sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil. Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami’ash-Sha hih , yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab tersebut. Suatu malam, imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Rasulullah, seolah-olah Nabi berdiri di hadapannya. Dalam penyusunan kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata: ” Saya susun kitab Al-Jami ’ash Shahih ini di Masjidil Haram, dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih .” Setelah itu, ia menulis mukadimahdan pokok-pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempatantara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab itu dilakukan di kedua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan modern sehingga hadits-haditsny a dapat dipertanggungja wabkan. Dengan bersungguh-sung guh Imam Bukhari meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan kesahihan hadits yang diriwayatkan. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits. ” Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadis-hadis yang shahih,” katanyasuatu ketika. Suatu ketika, penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari, meminta dirinya agar menetap di negeri itu(Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya di Khartand, sebuah desa kecil sebelum Samarkhand, ia singgah dulu karena terdapat beberapa familinya di desa tersebut. Di desaitu Imam Bukhari jatuh sakit hingga menemui ajalnya.

ISLAM ADALAH PERTAMA KALI PENEMU ILMU PENGETAHUAN ALAM.??

PENEMUAN MATAHARI PUSAT TATA SURYA adalah pertama kali oleh para ulama' ilmuwan ISLAM Pencapaian prestasi yang gemilang sebagai implikasi dari gerakan terjemahan yang dilakukan pada zaman Daulat Abbasiah sangat jelas terlihat pada lahirnya para ilmuwan muslim yang mashur dan berkaliber internasional seperti : Al-Biruni (fisika, kedokteran); Jabir bin Hayyan (Geber) pada ilmu kimia; Al-Khawarizmi (Algorism) pada ilmu matematika; Al-Kindi (filsafat); Al-Farazi, Al- Fargani, Al-Bitruji (astronomi); Abu Ali Al- Hasan bin Haythami pada bidang teknik dan optik; Ibnu Sina (Avicenna) yang dikenal dengan Bapak Ilmu Kedokteran Modern; Ibnu Rusyd (Averroes) pada bidang filsafat; Ibnu Khaldun (sejarah, sosiologi). Mereka telah meletakkan dasar pada berbagai bidang ilmu pengetahuan. Beberapa ilmuwan muslim lainnyapada masa Daulat Abbasiyah yangkaryanya diakui dunia diantaranya: • Al-Razi (guru Ibnu Sina), berkarya dibidang kimia dan kedokteran, menghasilkan 224 judul buku, 140 buku tentang pengobatan, diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Bukunya yangpaling masyhur adalah Al-Hawi Fi ‘Ilm At Tadawi (30 jilid, berisi tentang jenis-jenis penyakit dan upaya penyembuhannya) . Buku- bukunya menjadi bahan rujukan serta panduan dokter di seluruh Eropa hingga abad 17. Al-Razi adalah tokoh pertama yang membedakan antara penyakit cacar dengan measles. Dia juga orang pertama yang menyusun buku mengenai kedokteran anak. Sesudahnya, ilmu kedokteraan berada di tangan Ibnu Sina; • Al-Battani (Al-Batenius), seorangastronom. Hasil perhitungannya tentang bumi mengelilingi pusat tata surya dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, 24 detik, mendekati akurat. Buku yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij dalam bahasa latin: De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerumet Motibus, dimana terjemahan tertua dari karyanya masih ada di Vatikan; • Al Ya’qubi, seorang ahli geografi, sejarawan dan pengembara. Buku tertua dalam sejarah ilmu geografi berjudul Al Buldan (891), yang diterbitkan kembali oleh Belanda dengan judul Ibn Waddih qui dicitur al- Ya’qubi historiae; • Al Buzjani (Abul Wafa). Ia mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika (geometri dan trigonometri). Sejarah telah membuktikan bahwa kontribusi Islam pada kemajuan ilmu pengetahuan di dunia modern menjadi fakta sejarah yang tak terbantahkan. Bahkan bermula dari dunia Islamlah ilmu pengetahuan mengalami transmisi (penyebaran, penularan), diseminasi dan proliferasi (pengembangan) ke dunia Barat yang sebelumnya diliputi oleh masa ‘the Dark Ages’ mendorong munculnya zaman renaissance atau enlightenment (pencerahan) di Eropa. Melalui dunia Islam-lah mereka mendapat akses untuk mendalamidan mengembangkan ilmu pengetahuan modern.

BAGI YANG MERAGUKAN KEBENARAN CERITA TAWASUL DI KUBURAN KERAMAT IMAM BUKHORI..

INI BUKTI KEBENARAN NYA Riwayat kisah itu termaktub dalam kitab Siyar A'lam An Nubala karya al Hafidh Adz-dzahabi juz XIIhalaman 469. menceritakan tentang biografi Imam Al Bukhari. Teks Arabic selengkapnya sbb: وقال أبو علي الغساني : أخبرنا أبو الفتح نصر بن الحسن السكتي السمرقندي:قدم علينا بلنسية عام أربعة وستين وأربعمائة . قال : قحط المطر عندنا بسمرقند في بعض الأعوام ، فاستسقى الناس مرارا ، فلم يسقوا . فأتى رجل صالح معروف بالصلاح إلى قاضي سمرقند ،فقال له : إني رأيت رأيا أعرضه عليك . قال : وما هو ؟ قال : أرى أن تخرجويخرج الناس معك إلى قبر الإمام محمد بن إسماعيل البخاري ، وقبره بخرتنك ، ونستسقي عنده ، فعسى الله أن يسقينا . قال : فقال القاضي : نعم ما رأيت . فخرج القاضي والناس معه ، واستسقى القاضي بالناس ، وبكى الناس عند القبر ، وتشفعوا بصاحبه ، فأرسل الله - تعالى -السماء بماء عظيم غزير ، أقام الناس من أجله بخرتنك سبعة أيام أو نحوها ، لا يستطيع أحد الوصول إلى سمرقند من كثرة المطر وغزارته ، وبين خرتنك وسمرقند نحو ثلاثة أميال . Terjemah Abu Ali Al Ghissani berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Fatah Nasr bin Hasan Assikty Samarkand - ketika beliau tiba di desa kami Lansiyah pada tahun 440-460, dia menuturkan, " Pada suatu tahun, paceklik kemarau panjang tak ada hujan telah melanda kami di daerah Samarkand. Orang orang telah memohon hujan berkali kali, namun tak kunjung hujan. Kemudian datanglah seorang lelaki sholih yang sudah populer ke sholihannya menemui hakim agung desa Samarkand, kemudian dia berkata: “Aku mempunyai sebuah pendapat, yang hendak aku kemukakan kepada anda!” Hakim agung itu berkata: ”Oh ya, apakah pendapat anda itu?” Dia berkata: ”Aku punya gagasan, bagaimana jika engkau keluar bersama orang-orang menuju kuburan nyaImam Muhammad bin ismail Al Bukhari dan kuburan nya itu ada di desa Khartank. Kita disana memohon (kepada Allah) di sisi kuburan nya imam bukhari, InsyaAllah, Allah menurunkan hujan untuk kita. Kemudian hakim agung itu berkata: ”Baiklah, aku akan melaksanakan pendapatmu itu!” Maka keluarlah sang hakim agungitu bersama orang orang (menujukuburan imam bukhari-pent) dan dia memohon turun hujan bersama orang orang nya dan orang orang itu menangis di sisi kuburannya imam bukhari,dan mereka memohon syafaat (tawasul-menjad ikan perantara) DENGAN si empunya kuburan itu sehingga kemudian Allah swt mengutus langit untuk membawaair hujan yang lebat sekali. Akibatnya mereka orang orang (rombongannya hakim agung-pent) berdiam diri tinggal di desa Khartank sekitar seminggu lebih. Tak satupun dari mereka bisa sampai kembali ke desa Samarkand karena terus menerusnya hujan deras tersebut,sedangkan jarak tempuh antara Khartank dan Samarkand adalah +3mil.

MATAHARI MENGELILINGI BUMI DENGAN BUKTI TERJADI NYA SIANG DAN MALAM, BENARKAH??

Mereka berpendapat mataharilah yang mengelilingi bumi, dengan itulah terjadi pergantian siang dan malam, karena Alloh menyandarkan terbit dan tenggelam kepada matahari, Dengan dalil : أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ “Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Alloh memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Alloh Khobir (Mahamengetahui) apa yang kamu kerjakan.” [QS. Luqman:29] Juga dalil يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُّسَمًّى “Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.”[QS. Fathir:13] Juga dalil خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ “Dia menciptakan langit dan bumidengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah Al-‘Aziz Al-Ghoffar (yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).” [QS. Az-Zumar:5] Dan juga dalil . وَتَرَى الشَّمْسَ إِذَا طَلَعَت تَّزَاوَرُ عَن كَهْفِهِمْ ذَاتَ الْيَمِينِوَإِذ َا غَرَبَت تَّقْرِضُهُمْ ذَاتَ الشِّمَالِ وَهُمْ فِي فَجْوَةٍ مِّنْهُ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ مَن يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيّاًمُّرْشِداً “Dan kamu akan melihat matahariketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bilamatahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Alloh. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” [QS. Al-Kahfi:17] Di mana dengan dalil-dalil di atas yang di pahami scara literal, mereka pahami sbgai bukti bahwa matahari mengelilingi bumi dalam waktu sehari semalam. Artinya, mereka berpendapat, matahari berevolusi terhadap bumi hanya dalam waktu 24 jam?? Bagaimana mungkin matahari berovolusi terhadap bumi denganbegitu singkat hanya dalam waktu 24 jam, SEDANGKAN REVOLUSI BULAN TERHADAP BUMI SAJA MEMBUTUHKAN WAKTU 29 HARI LEBIH ?? Bulan yang lebih dekat dengan bumi saja membutuhkan waktu 29 hari, bagaimana mungkin hanya dalam waktu 24 jam matahari bisa berovolusi terhadapbumi sedangkan jarak matahari ribuan kali lipat lebih jauh dari pada jarak bulan dengan bumi??

BULAN PERNAH TERBELAH ??.

BENARKAH BERITA ASTRONOT MENDARAT DI BULAN ITU "HOAX"?? Saat para Astronot mendarat di bulan, mereka terkejut karena mendapati sebuah “belt of rocks” yang memanjang dari permukaanbulan menuju ke kedalaman. Karena sangat keterkejutaanya , mereka berikan informasi tersebut pada ahli geologi, yang juga terkejut, dan berkesimpulan bahwa hal ini tidak akan terjadi kalau bulan tidak pernah terbelah dan menyatu kembali. Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka suratyang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…….” Maka aku pun bergumam: Apakahkalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang adadi dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia,maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, “Ternyata bulan> pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti daribatuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernahterbelah lalu bersatu kembali”. Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah … (aku pun bergumam), “Maka, aku pun membuka kembaliMushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar, dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam. _______________ ______ Bagi sebagian orang yang meragukan (tidak percaya) terhadap peristiwa pendaratan manusia di bulan, mungkin bisa direnungkan pertanyaan penulis berikut: “Apakah Allah memberikan hidayah pada seseorang melalui sesuatu “hoax” (kebohongan) ?”. Dari satu sisi peristiwa pendaratan manusia di bulan telah memberikan bukti bahwa bulan pernah terbelah yang diyakini merupakan mukjizat NabiMuhammad seperti yang disebutkan pada kitab Hadist. Di sisi lain peristiwa pendaratan manusia di bulan juga dapat dikaitkan erat dengan Al Qur’an surat Al-Qamar ayat 1. jika dilihat dari beberapa aspek yang terkait dengan fenomena yang terkait dengan peristiwa pendaratan tersebut. Peristiwa keberangkatan astronotAmerika dari bulan menuju ke bumi dengan membawa 21 kilogram batuan bulan tercatat pada pukul 17:54:1(waktu untuk seluruh negara/ universal time) atau pukul 1:54:1 EDT. Waktu menit dan detik ini tepat bersesuaian dengan QS 54:1 yangartinya “Hari Akhir sudah dekat dan Bulan telah terbelah”. Peristiwa pendaratan manusia di bulan, khususnya pada saat kepulangan astronot dari bulan menuju bumi yang terjadi pada tahun 1969 M (kalender Masehi) bertepatan dengan tahun 1389 H (kalender hijriyah). @[0:0:Jika kita hitung jumlah seluruh ayat Al Quran setelah QS 54:1 (dari ayat 2 Surat Al-Qamar) sampai dengan ayat terakhir dalamAl-Quran akan ditemukan sebanyak 1389 ayat.] Jadi secara tidak langsung Al-Qur’an menyatakan bahwa manusia akan mendarat di bulan pada tahun 1389 H. Sebagai penutup, kiranya tulisan ini dapat menjadikan pembaca bertambah keimanannya. Peristiwa pendaratan di bulan merefleksikan kekuasaan dan keesaan Allah yang tercatat dalam Al-Qur’an dan sekaligus membuktikan bahwa peristiwa pendaratan di bulan yang terkait erat dengan Al-Qur’an bukanlah merupakan sesuatu hal yang kebetulan. Mengapa? @[0:0:Karena Allah telah menghitung segala sesuatunya secara detil. QS 72 ayat 28 menyatakan “dan Allah menghitung segala sesuatunya satu per satu (secara detil)” (QS 72:28).] Wallahu'alam

TIADA YANG MUSTAHIL BAGI ALLAHSECARA MUTLAK?? BENARKAH???

Mungkinkah TUHAN menampakkan diri dalam bentuk anak manusia tanpa ayah yang lahir di bumi?? TIDAK MUNGKIN. . . MUSTAHIL KWADRAN Mungkinkah TUHAN turun ke bumi menampakkan diri dalam bentuk pemuda amrod (laki-laki rupawan yang cantik seperti perempuan) menemui nabi?? TIDAK MUNGKIN. . MUSTAHIL KWADRAN. . . Pernyataan pertama memang dari nashrani, Tapi pernyataan kedua tentang pemuda amrad, itu ada hadist nyayang mungkar.. Takhrij Hadits Ibnu Abbas ثنا حماد بن سلمة عن قتادة عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رأيت ربي جعدا امرد عليه حلة خضراء Telah menceritakan kepadakami Hammad bin Salamahdari Qatadahdari Ikrimah dari Ibnu Abbas yangberkata Rasulullah SAW bersabda “Aku melihat Rabbku dalam bentuk pemuda amrad berambut keriting dengan pakaian berwarna hijau”. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Asmaa’ was Shifaat no 938,Ibnu Ady dalam Al Kamil 2/260-261, Al Khatib dalam TarikhBaghdad 13/55 biografi Umar binMusa bin Fairuz, Adz Dzahabi dalam As Siyaar 10/113 biografi Syadzaan, Abu Ya’la dalam Ibthaalut Ta’wiilat no 122, 123, 125, 126,127 ,129, dan 143 (dengan sedikit perbedaan pada lafaznya), Ibnu Jauzi dalam Al ‘Ilal Al Mutanahiyah no 15. Semuanya dengan jalan sanad yang berujung pada Hammad bin Salamah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas. Sedangkan yang meriwayatkan dari Hammad adalah Aswad binAmir yakni Syadzaan (tsiqatdalam At Taqrib 1/102), Ibrahim bin Abi Suwaid (tsiqat oleh Abu Hatim dalam Al Jarh wat Ta’dil 2/123 no 377), Abdush Shamad bin Kaisan atau Abdush Shamad bin Hasan (shaduq oleh Abu Hatim dalam Al Jarh Wat Ta’dil6/51 no 272). Hadis ini maudhu’ dengan sanad yang dhaif dan matan yang mungkar. Hadits ini mengandung illat * Hammad bin Salamah, ia tidak tsabit riwayatnya dari Qatadah. Dia walaupun disebutkan sebagai perawi yang tsiqah oleh para ulama, dia juga sering salah karena kekacauan pada hafalannya sebagaimana yang disebutkan dalam At Tahdzib juz 3no 14 dan At Taqrib 1/238. Disebutkan dalam Syarh Ilal Tirmidzi 2/164 yang dinukil dari Imam Muslim bahwa Hammad binSalamah banyak melakukan kesalahan dalam riwayatnya dari Qatadah. Oleh karena itu hadits Hammad bin Salamah dari Qatadah ini tidakbisa dijadikan hujjah apalagi jika menyendiri dan lafaznya mungkar. * Tadlis Qatadah, Ibnu Hajar telah menyebutkannya dalam Thabaqat Al Mudallisin no 92 sebagai mudallis martabat ketiga, dimana Ibnu Hajar mengatakan bahwa pada martabat ketiga hadis perawi mudallis tidak dapat diterima kecuali ia menyebutkan penyimakannya dengan jelas. Dalam Tahrir At Taqrib no 5518 juga disebutkan bahwa hadis Qatadah lemah kecuali ia menyebutkan sama’ nya dengan jelas. Dalam hadis ini Qatadah meriwayatkan dengan ‘an ‘anah sehingga hadis ini lemah. Kelemahan sanad haditsnya ditambah dengan matan yang mungkar sudah cukup untuk menyatakan hadis ini maudhu’ sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Jauzi dalam Al ‘Ilal no 15. Kemungkaran hadis ini juga tidak diragukan lagi bahkan diakui olehBaihaqi dan Adz Dzahabi dalam AsSiyaar. Bashar Awad Ma’ruf dalam tahqiqnya terhadap kitab Tarikh Baghdad 13/55 menyatakan hadits ini maudhu’. Sayang sekali kemungkaran hadits ini seperti nya luput dari pandangan sebagian ulama seperti : Ibnu Taimiyyah yang menshahihkan hadits Ibnu Abbas ini. Ia dengan jelas menyatakan shahih marfu’ hadits dengan lafal pemuda amrad dalam kitabnya Bayaan Talbiis Al Jahmiyyah 7/290. Dan ini penggalan kitab tersebut juz 7 hal 290 dimana Ibnu Taimiyyah menshahihkan hadits Ru’yah dengan lafal pemuda amrad

Bisakah Tuhan dibuktikan dengan akal ?

Sesungguhnya bukan saja Allah bisa dibuktikan dengan akal. Bahkan, pada beberapa kondisi dan situasi hal itu harus dibuktikan dengan akal, dan tidakmungkin melakukan pembuktian tanpa akal. Anggapan yang mengatakan, bahwa pembuktian keberadaan Allah hanya dengan nash saja adalah anggapan yang sangat naif. Karena bagaimana mungkin seseorang menerima keterangan Al-Qur'an, sementara dia belum mempercayai wujud (keberadaan)sumber Al- Qur'an itu sendiri, yaitu Allah Ta'ala. Lebih naif lagi, mereka menerima keterangan Al- Qur'an lantaran ia adalah kalamullah atau sesuatu yang datang dari Allah. Hal itu berarti, mereka telah meyakini wujud Allah sebelum menerima keterangan Al-Qur'an. Lalu mengapa mereka meyakini wujud Allah.? Mereka menjawab, "Karena Al-Qur'an mengatakan demikian." Maka terjadilah daur (lingkaran pemahaman yang berputar-putar) Dalam hal ini, Al-Qur'an dijadikan sebagai pendukung dan penguat dalil aqli. Para ulama, ketika membuktikan wujud Allah denganmenggunakan burhan atau argumentasi aqli, terkadang melalui pendekatan kalami (teologis) atau pendekatan filosofis.

HADIST RUKYAH, MELIHAT ALLAH SEPERTI MELIHAT BULAN PURNAMA DAN MATAHARI.

Dari abu hurairah, Bahwa Sahabatbertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah.. -- Maksud dari hadist itu adalah, bukan berarti Tuhan seperti bulanatau matahari yang punya jarak, arah, dan sinar cahaya.. Tetapi maksudnya adalah, MELIHAT DENGAN TERANG DAN JELAS, TIDAK TERHALANG APAPUN. Di jelaskan dalam kitab tauhid : : ﻓﺈﻥ ﻗﻴﻞ: ﻛﻴﻒ ﻳﺮﻯ؟ ﻗﻴﻞ: ﺑﻼ ﻛﻴﻒ، ﺇﺫ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﺗﻜﻮﻥ ﻟﺬﻱ ﺻﻮﺭﺓ، ﺑﻞ ﻳﺮﻯ ﺑﻼ ﻭﺻﻒ ﻗﻴﺎﻡ , ﻭﻗﻌﻮﺩ , ﻭﺍﺗﻜﺎﺀ ﻭﺗﻌﻠﻖ، ﻭﺍﺗﺼﺎﻝ ﻭﺍﻧﻔﺼﺎﻝ، ﻭﻣﻘﺎﺑﻠﺔ , ﻭﻣﺪﺍﺑﺮﺓ، ﻭﻗﺼﻴﺮ , ﻭﻃﻮﻳﻞ، ﻭﻧﻮﺭ , ﻭﻇﻠﻤﺔ، ﻭﺳﺎﻛﻦ, ﻭﻣﺘﺤﺮﻙ، ﻭﻣﻤﺎﺱ ﻭﻣﺒﺎﻳﻦ، ﻭﺧﺎﺭﺝ , ﻭﺩﺍﺧﻞ، ﻭﻻ ﻣﻌﻨﻰ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﺍﻟﻮﻫﻢ ﺃﻭ ﻳﻘﺪﺭﻩﺍﻟﻌﻘﻞﻟﺘﻌﺎﻟﻴﻪ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ" ﺍﻫـ.ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﺹ/ 85 Jika ada yang bertanya : bgaimana Allah dilihat? katakan lah : tanpa kaif, karena kaifiyah hanya bagi yang mempunyai shurah (bentuk), bahkan dilihat tanpa wasaf berdiri (qiyam), duduk (qu'ud), bersandar (ittikak),bergantung (ta'alluq), bersambung (ittisal), tidak bersambung (infisal), berhadapan(muqabalah), membelakangi (mudabarah), pendek (qashir), panjang (thawil), cahaya (nur), kegelapan (dhulmah), diam (sakin), bergerak (mutaharrik), bersentuhan (mumas), bercerai (mubayin), diluar (kharij), di dalam(dakhil), dan tidak ada makna yang diduga oleh dugaan dan di andai-andai (di bayangkan) oleh aqal (fikiran), karena maha tinggi Allah dari hal demikian. Kitab tauhid hal 85. سُبْحٰنَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ الصافات: ١٥٩-١٦۰ Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan, Kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlash . Ash Shaaffat: 159-160

FOTO / GAMBAR WAJAH NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM DI DALAM CERMIN SALAH SATU ISTRI BELIAU.

fathul Bari: "- ص 402 -" - مُدَّةً . وَحَمَلَهُ ابْنُ أَبِي جَمْرَةَ عَلَى مَحْمَلٍ آخَرَ فَذَكَرَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَوْ غَيْرِهِ أَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ - صَلَّىاللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فِي النَّوْمِ فَبَقِيَ بَعْدَ أَنِ اسْتَيْقَظَ مُتَفَكِّرًا فِي هَذَا الْحَدِيثِ فَدَخَلَ عَلَى بَعْضِ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ ، وَلَعَلَّهَا خَالَتُهُ مَيْمُونَةُ، فَأَخْرَجَتْ لَهُ الْمِرْآةَ الَّتِي كَانَتْ لِلنَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَنَظَرَ فِيهَا فَرَأَى صُورَةَ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَلَمْ يَرَ صُورَةَ نَفْسِهِ ، وَنُقِلَ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنَ الصَّالِحِينَ أَنَّهُمْ رَأَوُاالنَّبِي َّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarhShahih Al Bukhari mencantumkan satu riwayat dari ibnu abbas, dari ibnu jamrah, mengingat bahwa salah satu istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ummulmu'minin maimunah binti harits, radhiyallahu anhu, ketika didatangi oleh salah seorang sahabat yang ingin melihat wajah nabi ”, berkatalah ummul mu’minin ra: “ apakah engkau ingin melihat wajah Rasulullah?”, sahabat itu berkata: “iya, wahai ummul mu’minin”, maka ummul mu’minin mengeluarkan sebuah cermin kecil dan di cermin itu tergambarkan wajah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Cermin itu ketika dipakai bercermin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau lagi memunculkan wajah yang lainnyakecuali wajah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka cermin itu tidak mau menangkap pemandangan yang lain selain wajah nabi Muhammad shallallahu‘alaihi wasallam, ummul mu’minin berkata: “ Jika aku merindukan Rasulullah maka aku buka cermin ini dan aku melihat wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ”. subhanallah.. Mu'jizat nabi.. اللهم صلي على سيدينا محمد وعلى اله واصحبه وذوريته وبارك وسلم اجمعين ﺍﻟﻠّﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻌﺪﺩ ﻣﻦ ﺻﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻌﺪﺩ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼﻞ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺍﻣﺮﺕ ﺑﺎﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺗﺤﺐ ﺍﻥ ﻳﺼﻠﻰ ﻋﻠﻴﻪ ، ﻭﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺗﻨﺒﻐﻲ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ، ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻠﻤﺎ ﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﺬﺍﻛﺮﻭﻥ ﻭﻏﻔﻞ ﻋﻦ ﺫﻛﺮﻩ ﺍﻟﻐﺎﻓﻠﻮﻥ

MANAKAH SEBENARNYA YANG MERUPAKAN QO'IDAH USHUL FIQIH??

MANAKAH SEBENARNYA YANG MERUPAKAN QO'IDAH USHUL FIQIH?? pada ungkapan "laukana khairan lasabaquna ilaih", jika perkara itu baik, niscaya (para pendahulu / sahabat,) lebih dulu melakukannya, di dalam tafsir ibnu katsir (abul fida ibnu katsir addimisyqi) 774 hijriah, jumlah kitabnya 4 jilid, cetakan darul kutub, beliau di dalam mengomentari isi ayat 39 pada surah an-Najm di jilid ke 4 halaman 236, beliau menuliskan ungkapan itu dalam menanggapi tentang pendapat jumhur ulama' yang shohih tentang sampainya kiriman pahala alqur'an pada mayyit, beliau mengatakan bahwaimam syafi'i berkata bahwa tidak sampai pahala itu , dengan mengutip pendapat masyhur dari kalangan syafi'iyah, tetapi akhirnya beliau berkomentar lagi, bahwa Alhasil bacaan al-qur'an yang dihadiahkan kepada mayit itu sampai. Menurut imam syafi'i pada waktu beliau masih di madinah dan di baghdad, qaul beliau sama dengan imam malik dan imam hanafi, bahwa bacaan al-qur'an tidak sampai ke mayit, tetapi setelah beliau pindah ke mesir, beliau ralat perkataan itu dengan mengatakan pahala bacaan al-qur'an yang di hadiahkan ke mayit itu sampai tapi dengan syarat ditambah dengan berdoa"Allahumma awshil tsawabaha a....dst" yang artinya mengisyaratkan do'a atau permohonan khususiyah yang di tujukan pada si fulan supaya pahala di berikan pada si fulan,, Imam ibnu katsir di dalam tafsir nya itu bertindak adil dengan mengutip pendapat dari dua kubu, yaitu pendapat yang masyhur, dan pendapat yang shohih jumhur,, Saat imam ibnu katsir mengutip pendapat yang masyhur tentang perkara amaliyah bacaan alqur'an,beliau membawakan ungkapan laukana khairan lasabaqunailaih , imam ibnu katsir membawakan ungkapan itu bukan berarti beliaujadikan sebagai patokan qo'idah ushul fiqih, sebab tidak pernah ada dalam ushul fiqih qo'idah seperti itu.. Beliau mengungkapkan hal itu adalah sebagai penjelas bahwa perkara kirim pahala ayat al qur'an itu adalah perkara bid'ah, namun bukan berarti imam ibnu katsir beranggapan bahwa semuabid'ah itu sesat, sebab beliau adalah pengikut madzhab syafi'i yang menyetujui akan adanya bid'ah hasanah dan bid'ah madzmumah. Laukana khairan.. .. .. Adalah ungkapan dzaan, yang dalam satu sisi mengandung khusnudzan (pada para sahabat pendahulu), namun di sisi lain juga mengandung sifat su'udzan pada (ulama' kemudian). Ungkapan dzan ini lah yang mengindikasikan tentang makna bid'ah yang secara objektif.. Ungkapan di atas, itu adalah ungkapan yang tidaklah masyhur dalam kalangan ahli ushul fiqih, dan kenyataan nya ungkapan itu tidak masuk kategori ushul fiqih yang mu'tabar, Jadi, ungkapan ibnu katsir diatas, bukan sebagai qo'idah ushul fiqih, melainkan itu untuk menjelaskan BAHWA BID'AH ADALAH SUATU HAL YANG MEMUNGKINKAN BAGI NABI UNTUKMELAKUKAN NYA, NAMUN NABI TIDAK PERNAH MELAKUKAN NYA. Jadi pernyataan lau kana khairan...dst, itu bukanlah qo'ida.. Karena Qo'idah itu tidak berisi dzan yang tidak baku, definisi kaidah seperti apakah, yang dapat di akui keakuratan nya..? Maka para ulama telah memberi urutan dengan jelas.. Hukum yang paling pertama dengan tingkat akurat sempurna adalah:

SESUNGGUHNYA SEMUA HASIL IJTIHAD IMAM MADZHAB ARBA'AH ADALAH BENAR DI SISI ALLAH.

Dan tiada satu pun dari empat madzhab yg mengklaim bahwa pendapat nya paling benar, dan yang lain nya salah, melainkan mereka saling husnudzon, sebab yang berhaq menilai kebenaran haqiqi hanya Alloh swt >dalam muqoddimah Bulughul Maroom oleh Assayyid muhammad amiin Mudarris di masjidil harom.. "sesngguhnya untuk dapat menetapkan hukum (wajib, mandub, mubah, makruh, haram) dan untuk dapat memahami nash2 alQuran dan assunnah secara itiqlal/ ijtihad sendiri.. Hal itu memerlukan penguasaan berbagai macam ilmu.. > ilmu arobiyyah: nahwu shorof ma'ani bayan isytiqoq, balaghoh, dll.. > tamakkun dalam ilmu fiqh karena fiqh adalah penjelasan yg lebih manfaat untuk nash al- qur'an dan assunnah sebab para fuqoha menjelaskan sejelas2nya masalah fiqh disertai dalil > tamakkun dalam ilmu ushul fiqhuntuk mngtahui tatacara pengambilan asma dan lughot kalimat Amr dan ketentuan dari amr tersebut, juga Nahyi dan lafadz2 yang menunjukannya, lafadz 'Aam beserta bagian2 nya, lafadz khoos wama yatbau'humaa.. > ilmu tafsir al qur'an, dan asbabun nuzulnya > ilmu hadist dan asbabul wurud nya > qiro'ah saba'ah dan sanad-sanad nya dan masih banyak lagi.. maka siapapun yang ingin menetapkan hukum langsung dari Alqur'an dan Assunnah harusbanyak mnguasai ilmu untuk menyusun kaidah yang benar ditinjau dari banyak bidang ilmu. Benar bahwa ijtihad tidak tertutup bagi siapa dan kapan pun, tapi kenyataan nya, sampai saat ini belum ada yg mencapai derajat "Mujtahid Muthlaq Mudawwan" selain pada era tabi'ut tabi'in zaman para imam empat madzhab. Ulama Ahli hadits selain sahabat pun dalam hal menetapkan hukum rata-rata tetap mengikuti madzhab mujtahid Muthlaq Mudawwan seperti contoh imam bukhori yang bermadzhab syafi'i, dan imam muslim yang bermadzhab maliki.. adapun selain mujtahid muthlaq, yaitu para imam penerus madzhab, itu baru mencapai derajat mujtahid madzhab, mujtahid fatwa, atau mujtahid tarjih pada tiap-tiap madzhab yang diikutinya.. nah apakah kita sudah mncapai derajat mujtahid dengan syarat keilmuan yang setinggi mereka, ?? jika belum lalu memahami dan menteapkan hukum langsung dari nash qur'an hadits, hasilnya jadi apa??? Sungguh bukan salah Qur'an dan Haditsny.. tpi yang salah kaprah adalah pola dan hasil pemahamannya!!! jika para imam yg 4 saja tidak ma'shum dan dengan tawadhu' BERKATA jika pendapatnya tidak sesuai dgn Qur'an dan Hadits, tinggalkan! MAKA APA LAGI PEMAHAMAN MUJTAHID KESIANGAN JAMAN SEKARANG?? Sungguh lebih utama untuk di TINGGALKAN!! ================= TOLERANSI Kita sering dengar pernyataan"LAKUM DIINUKUM WALIYADIN" untuk non muslim, dan "LANA AMALUNA WA LAKUM AMALUKUM" untuk sesama muslim, Tapi hal itu, tidak berlaku bagi orang yang berwatak nyentrik dan ngeyel..

SALAH KAPRAH DALAM KEHIDUPAN BERBAHASA DAN BERCENGKRAMA

Dari sudut pandang keilmuan yang statis Dan pergeseran makna dalam kebiasaan adat masyarakat plural. Sering kita dapati, berbagai macam pergeseran makna pada suatu istilah, biasanya itu terjadi pada istilah asing yang telah membaur menjadi bahasa lokal, sehingga sangat mungkin terjadi pergeseran makna. Contoh, diantaranya, sebutan ustadz, abah, madrasah, sekolah, dll.. Abah, dalam bahasa asli arabiyah, artinya ayah, Namun dalam istilah, masyarakat seakan menjadi sebutan orang yang sudah naik haji. Ustadz, dalam bahasa asli arabiyah, artinya guru, Namun dalam istilah masyarakat, seakan menjadi sebutan bagi guru agama saja. Madrasah, dalam bahasa asli arabiyah, artinya sekolah, Namun dalam istilah masyarakat, seakan menjadi sebutan bagi sekolah agama saja Sekolah atau school, dalam english language, artinya sekolah, Namun dalam istilah masyarakat, seakan menjadi sebutan bagi sekolah umum saja. Dan banyak lainnya.. Begitu juga istilah JAMA'AH, yang sering kita dengar, banyak yang salah kaprah, dalam mengartikannya, sehingga terjadi kesalah kaprahan yang berlarut-larut. Mungkin hal itu, dalam kehidupan bebahasa di masyarakat, merupakan hal yang wajar,dan bisa di tolerir, namun hal itu tidak bisa di dudukkan dalam konteks keilmuan yang ilmiah. Dalam menarik suatu definisi pada suatu bahasan ilmiah, perlu di ketahui terlebih dahulu, dasar suatu hal yang menjadi latar belakang munculnya suatu istilah masyarakat. Walhasil, harus di benar-benar di ketahui, tentang asal mulanya. Jama'ah, berasal dari kata bahasa arab. Yaitu jama'a, yajma'u, jami'an. Yang artinya, yaitu lebih dari satu, banyak, bersama-sama. Dalam tata bahasa, menjadi rumusdalam sebutan kata ganti, orang banyak. Jama'ah, itu adalah merupakan KATA KETERANGAN, dengan kata lain, kata itu dapat di sematkan pada segala hal, baik kata benda maupun kata kerja, sehingga tidak dapat di pisahkan deng subjek. Jama'ah, yang di sematkan pada kata kerja, terbagi dua, jama'ah terpimpin atau terkordinir dan jama'ah bebas, Jama'ah terpimpin adalah jama'ahyang teratur, Jama'ah bebas adalah jama'ah takberaturan. Jama'ah yang disematkan pada kata kerja atau perkara shalat, itu yang di maksud adalah jama'ah terpimpin secara khusus, dimana, hal itu menjadi konsekwensi perubahan hukum, baik rukun syarat, maupun akibat. Namun, hal itu AKAN BERBEDA 180DERAJAT, jika di sematkan dalam perkara haji, dimana JAMA'AH HAJI, itu sama sekali tiada aturan syara' untuk dikerjakan dengan jama'ah terpimpin. Sehingga, pada dasarnya, istilah jama'ah haji, itu gak jauh beda konskwensinya secara syara' dengan jama'ah terpimpin secara umum. Lantas, jika di hubungkan denganperkara misalnya, jama'ah majilis dzikir, jama'ah majlis tholibul ilmu,maka hal itu tidak jauh beda dengan perkara jama'ah haji.. Sehingga, dapat di ambil benang merah, bahwa hukum dari majlis dzikir adalah, SAH. Wallahu'alam

Kisah obrolan antara orang gila yang alim dan Abid (ahli ibadah) yang shalih.

Di suatu negeri, hiduplah seorang abid yang selalu bermunajat kepada Allah Ta’ala di setiap hari-harinya. Apabila dia ingat atas dosa-dosanya yang telah lalu,tak jarang dia menangis tersedu-sedu sehingga air matanya membasahi hampir sebagian bajuyang dikenakannya. Maklum saja, abid tersebut dulunya adalah seorang yang pernah hidup di lembah hitam yang sudah barang tentu, beraneka macam bentuk kemaksiatan sudah pernah dicicipinya. Suatu hari, ketika abid tersebut sedang asyik dalam munajatnya dan menangis tersedu-sedu sehingga air matanya membasahi kedua pahanya, lewatlah orang gila melintasi tempat di dekat ahli ibadah tersebut bermunajat. Dalam munajatnya, abid tersebut berkata: “Wahai Tuhanku…janganl ah masukkan aku ke neraka”. “Belas kasihanilah aku…bersikap lembutlah kepadaku wahai Tuhanku”. “Wahai Dzat yang Maha Rahman dan Rahim…jangan siksa aku dengan neraka-Mu”. “Aku ini sangat lemah wahai Tuhanku…aku pasti tidak akan kuat bertempat di neraka-Mu…oleh karena itu, kasihanilah aku wahai Tuhanku”. “Wahai Tuhanku…Kulitku ini sangat lembut, pasti tidak akan kuat menahan api neraka-Mu. Oleh karena itu wahai Tuhanku…Kasihan ilah aku”. “Wahai Tuhanku…tulangk u sangatrapuh, tidak akan kuat menahan siksaan neraka-Mu, oleh karena itu wahai Tuhanku…Kasihan ilah aku”. Mendengar ucapan abid yang sedang bermunajat tersebut, orang gila yang sedang melintas tadi tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan sangat keras sekali. Ha ha ha ha ha ha…!! Karena merasa dilecehkan, sambil melotot abid tadi berkata: “Wahai orang gila…apa yang sedang kamu tertawakan??!!” . Dengan terkekeh orang gila tadi menjawab: “Ucapan dalam munajatmu tadi sungguh membuatku tergelitik untuk tertawa”. Abid menimpali: “Ucapanku yang mana yang membuatmu tertawa wahai orang gila??!”. Orang gila tadi menjawab: “Engkau menangis karena takut dengan neraka…itulah yang membuatku tertawa terbahak-bahak! !” Abid berkata: “Apakah engkau tidak takut dengan neraka wahai orang gila??!”. Sambil kembali tertawa terbahak-bahak orang gila tersebut menjawab: “Ha ha ha ha ha….Sedikit pun aku tidak takut dengan yang namanyaneraka”. Abid berkata: “oowwhh….benar, engkau memang benar-benar gila!!”. Sambil sedikit menahan tawa, orang gila tadi menjawab: “Kenapa engkau takut dengan neraka wahai abid, sedangkan engkau memiiliki Tuhan Yang Maha Rahman dan Rahim??!, yangrahmat-Nya lebih luas dari apapunjuga!!”. Dengan agak takjub dengan ucapan orang gila tadi, abid tersebut menjawab: “Sesungguhnya aku memiliki dosayang apabila Allah Ta’ala meminta pertanggung jawaban kepadaku dengan keadilan-Nya, niscaya Allah akan memasukkan aku ke neraka”. “Oleh karena itu aku menangis wahai orang gila…itu semua aku lakukan agar Allah Ta’ala berbelas kasihan kepadaku, mengampuni dosa-dosaku, tidak meminta pertanggung jawaban kepadaku dengan keadilan-Nya, tetapi dengan keutamaan dan kelembutan-Nya, sehingga Dia tidak memasukkan aku ke dalam neraka-Nya”. Ha ha ha ha ha ha….!! Mendengar jawaban abid yang sangat memilukan dan terkesan memelas tersebut, orang gila tadi kembali tertawa terbahak-bahak dengan suara yang lebih keras lagi. Dengan kesal abid tersebut berkata: “Apa yang engkau tertawakan wahai orang gila??!”. Masih dalam kedaan terkekeh, orang gila tadi menjawab: “Wahai abid…engkau memiliki Tuhan Yang Maha Adil yang tidak akan pernah berkhianat, tetapi engkau malah takut kepada-Nya”. “Engkau memiliki Tuhan yang Maha Rahman, Maha Rahim, Maha menerima taubat…tetapi engkau malah takut dengan nerakanya”. Sambil agak bingung dengan pernyataan orang gila tadi, abid tersebut berkata: “Apakah engkau tidak takut pada Allah Ta’ala wahai orang gila??!” Dengan sedikit tertawa orang gilatersebut menjawab: “Iya…aku takut kepada Allah Ta’ala, tetapi takutku kepada-Nya bukan karena neraka-Nya”. Mendengar jawaban orang gila tersebut, abid tadi bingung dan tidak habis pikir, kemudian bertanya: “Jika engkau tidak takut dengan neraka-Nya, lalu apa yang membuatmu takut kepada Allah Ta’ala??!!”. Tiba-tiba dengan mimik muka yang cukup serius, orang gila tadi menjawab: “Yang aku takutkan adalah ketika nanti aku bertemu dengan Tuhanku dan Dia menanyaiku…waha i hamba-Ku, kenapa engkau bermaksiat kepada-Ku??!”. “Jika saja aku ditakdirkan menjadicalon penghuni neraka, aku sangat berharap supaya aku dimasukkan neraka tanpa dihadapkan kepada-Nya dan ditanyai terlebih dahulu”. “Api neraka lebih ringan menurutku dari pada harus menjwab pertanyaan Allah Ta’ala…aku pasti tidak akan mampu memandang-Nya dengan pandangan seorang pengkhianat ini, serta menjawab pertanyaan-Nya dengan mulut seorang penipu ini”. “Jika saja dengan dimasukkannya aku ke neraka, itu semua membuat kekasihku ridlo kepadaku…maka dengan senang hati aku menerimanya”. semoga bisa menjadi ibaroh sertabahan renungan bagi kita semua…Aamiin. اللهم صل وسلم على سيدنا وحبيبنا محمدوعلى اله واصحابه ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين

Hajar Jema'at Sawah

AL-GHUROBA “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi, niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” ( Al-An’am [6]: 116) “Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Makaberuntunglah orang-orang yang terasing (al-ghuroba) itu.” (HR Muslim no. 145) Studi demografi komprehensif dari 200 negara menunjukkan populasi Muslim dunia sebesar 1,57 miliar yang mewakili sekitar 23% dari 6,8 miliar penduduk dunia menurut estimasi di tahun 2009. Studi lanjutan menunjukkan bahwa dua pertiga dari Muslim dunia tinggal di 10 negara, yaitu enam negara di Asia (Indonesia, Pakistan, India, Bangladesh, Iran and Turki), tiga negara di Afrika Utara (Mesir, Aljazair dan Maroko) dan satu negara di sub-sahara Afrika (Nigeria). Sehingga, umat islam pada skala global dunia internasional itu merupakan MINORITAS yang TERASING (AL-GHUROBA). Dengan kata lain, STANDART KEBENARAN, itu bukan pada MAYORITAS MANUSIA dalam SKALA GLOBAL, melainkan MAYORITAS UMAT ISLAM SKALA REGIONAL, yang dengan istilah IJMA' KAUM MUSLIMIN atau MUTTAWATTIR, DERAJAT TERTINGGI DALAM LEGALITAS HUKUM ISLAM. Jadi, yang di maksud al-ghuroba, bukanlah kaum minoritas sempalan, melainkan mayoritas umat islam sendiri yang terasing di mata dunia global internasional. Wallahu'alam. ================= SUNGGUH, Kau ini bagaimana... aku mengamalkan tahlil, kau bilang itu amalan jahil aku baca shalawat burdah, kau bilang itu bid’ah lalu aku harus bagaimana… Sungguh, Kau ini bagaimana... aku bertawasul dengan baik, kau bilang aku musrik aku ikut majlis dzikir, kau bilang aku kafir lalu aku harus bagaimana… Sungguh, Kau ini bagaimana... aku sholat pakai lafadz niat, kau bilang itu sesat aku mengadakan maulid, kau bilang tiada dalil valid lalu aku harus bagaimana… Sungguh, Kau ini bagaimana... aku gemar berziarah, kau bilang aku ngalap berkah aku mengadakan selamatan, kau bilang aku pemuja setan lalu aku harus bagaimana… Sungguh, Kau ini bagaimana... aku pergi yasinan, kau bilang itu tak membawa kebaikan aku ikuti tasawuf sufi, malah kau suruh aku menjauhi lalu aku harus bagaimana… ya sudahlah… Jika ikut engkau… kan ku pakai celana cingkrang, agar kau senang kan kupanjangkan jenggot, agar dikira berbobot kan ku hitamkan jidad, agar dikira ahli jihad aku kan sering menghujat, biar dikira hebat aku kan sering mencela, biar dikira mulia ya sudahlah… aku pasrah pada Tuhan yang ku sembah… Allah SubhanaAllahu Wata'ala Maha Suci Allah dari Tempat Dan Arah. ================= hidup menjadi asbab manfa'at,sudah wafat banyak yang ziarah dan ngedo'ain...ini lah tradisi dan amalan aswaja.. Hidup di kritik,membuat silaturrahmi terputus,ketika mati tidak ada yg menziarahi makamnya,doapun hambar..ini tradisi wahhaby..

Manaqib Habib Husein Bin AbuBakar Alaydrus (Luar Batang)

Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus memiliki silsilah yang sampai kepada Baginda Rasulullah SAW, di mana silsilah beliau yaitu: Al-imam Husein Bin Abu Bakar Bin Abdullah Bin Husein Bin Ali Bin Muhammad Bin Ahmad Bin Husein Ibnil Imam Syamsi Syumus Abdullah Alaydrus Akbar. Beliau dilahirkan di sebuah desa yang bernama Ma’ibad, Hadralmaut Yaman Selatan, dan pada usianya yang ke 11 tahun, beliau ditinggal wafat oleh ayahnya. Selepas mangkatnya ayahnya, Al-imam Husein Bin AbuBakar Alaydrus hijrah ke kota Tarim, dan ternyata di pintu kota Tarim telah menunggu seorang wali besar, yaitu Quthbil Irsyad, Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad, yang langsung menyambut kedatangan dari Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus. Setelah tiba di kota Tarim, beliau didampingi oleh Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad langsung berziarah kepada Sayyidina Faqih Muqaddam Al’imam Muhammad Bin Ali Ba’alawy, Sayyidina Abdurrahman Bin Muhammad Assegaf dan Datuk Beliau Sayyidina Abdullah Alaydrus Akbar. Al-imam Abdullah Bin AlwyAlhaddad mengatakan kepada beliau bahwa semalam kakekmu,Sayyidina Abdullah Alaydrus Akbar datang kepadaku dan mengabarkan tentang kedatanganmu wahai Husein. Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus menimba ilmu kepada Quthbil Irsyad, Al-imam Abdullah Bin Alwy Alhaddad, dan menurut cukilan dari Alhabib Ali Bin Husein Alattasdalam kitabnya Taajul A’rasy mengatakan bahwa Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus sebelum hijrah ke Indonesia, beliau telah mendapatkan mandat kepercayaan dari guru beliau Al-imam Abdullah Bin AlwyAlhaddad untuk melaksanakan da’watul islam. Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus kemudian hijrah ke Asia Timur dan sampai di Indonesia, lalu setibanya di pulau Jawa, tepatnya di Pelabuhan Sunda Kelapa, beliau diusir kembali oleh penjajah Belanda. Akhirnya dengan bantuan para Muhibbin di malamhari dengan menggunakan sekoci beliau tiba kembali di Pelabuhan Sunda Kelapa. Beliau kemudian berda’wah di tanah Batavia ini dan pada saat itu penjajah Belanda sangat sensitif kepada para ulama karena di Sunda Kelapa ini masih ada bekas-bekas pertempuran SundaKelapa yang berada di bawah pimpinan dari Sunan Gunung JatiAl-imam Syarif Hidayatullah dan Fatahillah, sehingga penjagaannya sangat ketat dan berakibat pada dicurigainya Al-Habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus sebagai pemberontak, akhirnya beliau dimasukkan ke dalam penjara, yang berada di sekitar Glodok. Perjuangan da’wah Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus sangatlah luar biasa, dan salah satu karomah beliau adalah di pagi hari beliau berada di dalam penjara sementara anehnya menjelang maghrib beliau sudah tidak ada di dalam penjara, beliau menyampaikan da’wah-da’wahnya di musholla dan masjid-masjid, sehingga membuat takut para sipir penjara dan akhirnya kepala sipirpenjara tersebut meminta agar Habib Husein keluar saja dari dalam penjara tapi beliau menolaknya sampai akhirnya beliau keluar dari penjara dengan keinginannya sendiri. Pada suatu ketika di dalam perjalanan da’wahnya, Al-imam Husein Bin Abu Bakar Alaydrus melihat seorang tentaraBelanda yang memang memiliki akhlak yang baik terhadap beliau,di mana tentara Belanda ini selalu menegur dan ramah terhadap Beliau. Akhirnya Habib Husein memanggilnya dan mengatakan bahwa tentara Belanda tersebut kelak akan menjadi Gubernur, di Batavia. tentara Belanda tersebut berkata sambil tertawa “mana mungkin aku menjadi seorang Gubernur”. Selang beberapa bulan kemudiansang tentara Belanda tersebut dipanggil ke negerinya dan kembali ke Batavia untuk dipercaya menjadi Gubernur. Sang tentara Belanda yang kini telah menjadi Gubernurteringat akan Habib Husein dan menemui beliau seraya ta’jub atas perkataan dari Habib Huseindan sebagai balasannya Tentara ini memberikan hadiah berupa uang, bahkan emas, tetapi semuanya ditolak oleh Habib Husein. Karena Gubernur tersebut memaksa, Akhirnya Al-habib Husein Bin Abu Bakar Alaydrus berkata bahwa jika Engkau ingin memberiku hadiah,maka berikanlah aku tanah yang berada di luar pelabuhan Sunda Kelapa yang saat itu sedang surut. Tentara belanda tersebut kaget dan berkata percuma bila Aku berikan tanah tersebut, sebentar lagi air akan naik dan daratan itu akan terendam air laut. Al-habib Husein berkata “bila Engkau berikan sekarang, maka mulai saat ini air tidak akanpernah pasang bahkan hingga yaumil qiyamah”.. Allahu Akbar.. sehingga akhirnya diberikanlah tanah tersebut.

WALIYULLAH MBAH KYAI DALHAR WATUCONGOL

Berikut ini adalah ringkasan manaqib beliau yang penulis peroleh dari keterangan keluarga. Terutama kakek penulisyaitu KH Ahmad Abdul Haq dan beberapa petikan catatan yang penulis peroleh dari catatan – catatan Mbah Kyai Dalhar. Mbah Kyai Dalhar lahir di komplekpesantren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang pada hari Rabu, 10 Syawal 1286 H atau 10 Syawal 1798 – Je (12 Januari 1870 M). Ketika lahir beliau diberi nama oleh ayahnya dengan nama Nahrowi. Ayahnya adalah seorang mudda’i ilallah bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo. Kyai Abdurrauf adalah salah seorang panglima perang Pangeran Diponegoro. Nasab Kyai Hasan Tuqo sendiri sampai kepada Sunan Amangkurat Mas atau Amangkurat III. Oleh karenanya sebagai keturunan raja, Kyai Hasan Tuqo juga mempunyai nama lain dengan sebutan RadenBagus Kemuning. Diriwayatkan, Kyai Hasan Tuqo keluar dari komplek keraton karena beliau memang lebih senang mempelajari ilmu agama daripada hidup dalam kepriyayian. Belakangan waktu baru diketahui jika beliau hidup menyepi didaerah Godean, Yogyakarta. Sekarang desa tempat beliau tinggal dikenal dengan nama desa Tetuko. Sementara itu salah seorang putera beliau yang bernama Abdurrauf juga mengikuti jejak ayahnya yaitu senang mengkaji ilmu agama. Namun ketika Pangeran Diponegoro membutuhkan kemampuan beliau untuk bersama – sama memerangi penjajah Belanda, Abdurrauf tergerak hatinya untuk membantu sang Pangeran. Dalam gerilyanya, pasukan Pangeran Diponegoro sempat mempertahankan wilayah Magelang dari penjajahan secara habis – habisan. Karena Magelang bagi pandangan militerBelanda nilainya amat strategis untuk penguasaan teritori lintas Kedu. Oleh karenanya, Pangeran Diponegoro membutuhkan figure – figure yang dapat membantu perjuangan beliau melawan Belanda sekaligus dapat menguatkan ruhul jihad dimasyarakat. Menilik dari kelebihan yang dimilikinya serta beratnya perjuangan waktu itu maka diputuskanlah agar Abdurrauf diserahi tugas untuk mempertahankan serta menjaga wilayah Muntilan dan sekitarnya. Untuk ini Abdurrauf kemudian tinggal di dukuh Tempur, Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan. Beliau lalu membangun sebuah pesantren sehingga masyhurlah namanya menjadi Kyai Abdurrauf. Pesantren Kyai Abdurrauf ini dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Abdurrahman. Namun letaknya bergeser ke sebelah utara ditempat yang sekarang dikenal dengan dukuh Santren (masih dalam desa Gunung Pring). Sementara ketika masa dewasa mbah Kyai Dalhar, beliau juga meneruskan pesantren ayahnya (Kyai Abdurrahman) hanya saja letaknya juga dieser kearah sebelah barat ditempat yang sekarang bernama Watu Congol. Adapun kisah ini ada uraiannya secara tersendiri. Ta’lim dan rihlahnya Mbah Kyai Dalhar adalah seorang yang dilahirkan dalam ruang lingkup kehidupan pesantren. Oleh karenanya semenjak kecil beliau telah diarahkan oleh ayahnya untuk senantiasa mencintai ilmu agama. Pada masa kanak – kanaknya, beliau belajar Al-Qur’an dan beberapa dasar ilmu keagamaan pada ayahnya sendiri yaitu Kyai Abdurrahman. Menginjak usia 13tahun, mbah Kyai Dalhar mulia belajar mondok. Ia dititipkan oleh sang ayah pada Mbah Kyai Mad Ushul (begitu sebutan masyhurnya) di Dukuh Mbawang,Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Disini beliau belajar ilmu tauhid selama kurang lebih 2 tahun. Sesudah dari Salaman, mbah KyaiDalhar dibawa oleh ayahnya ke Pondok Pesantren Al-Kahfi Somalangu, Kebumen. Saat itu beliau berusia 15 tahun. Oleh ayahnya, mbah Kyai Dalhar diserahkan pendidikannya pada Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani atau yang ma’ruf dengan laqobnya Syeikh Abdul Kahfi Ats-Tsani. Delapan tahun mbah Kyai Dalhar belajar di pesantren ini. Dan selama di pesantren beliau berkhidmah di ndalem pengasuh. Itu terjadi karena atasdasar permintaan ayah beliau sendiri pada Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani. Kurang lebih pada tahun 1314 H/1896 M, mbah Kyai Dalhar diminta oleh gurunya yaitu Syeikh As_Sayid Ibrahim bin Muhammad Al-Jilani Al-Hasani untuk menemani putera laki – laki tertuanya yang bernama Sayid Abdurrahman Al-Jilani Al-Hasani thalabul ilmi ke Makkah Musyarrafah. Dalam kejadian bersejarah ini ada kisah menarik yang perlu disuri tauladani atas ketaatan dan keta’dziman mbah Kyai Dalhar pada gurunya. Namun akan kita tulis pada segmen lainnya.

KH.HAMIM DJAZULI (GUS MIEK KYAI NYELENEH)

KH Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Mieklahir pada 17 Agustus 1940,beliauadalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri),Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm)KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual ”dzikrul ghafilin” (pengingat mereka yang lupa). Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa.Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan GusMiek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik di dunia maupun akhirat. ayah gus mik KH.Achmad djazuli Usman Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin. gus miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenalsebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da’wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq ,club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas. Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek.” Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyankan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu GusMiek Menjawab “aku tidak meminumnya …..!! aku hanya membuang minuman itu kelaut…!hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. Diliputi rasa keanehan ,Gus miek angkat bicara “sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semuaterperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek. jika sedang jalan-jalan atau keluar,Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang “masa depannya” suram dan tak beruntung di akherat kelak. Ketika beliau berda’wak di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas.Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan ,Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangisetiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan.

Abu Musa dan al-Asy’ari


Abu Musa dan al-Asy’ari

Ada dua hal yang dapat memutus dariku  dunia; mengingat mati..

.
Dilahirkan di Zabin, Yaman, 21 tahun sebelum Hijriah. Nama lengkapnya Abu Abdullah bin Qis bin Salim bin Hadhor bin Harb. Nama panggilannya Abu Musa dan al-Asy’ari dinisbahkan kepada bani al-Asy’ar di Qohthan. Beliau adalah seorang zahid, ahli fiqh, al-Imam al-Kabir dan ahli ibadah. Tubuhnya tidak gemuk dan tidak terlalu pendek. Suaranya bagus.
.
Sejarah beliau dimulai dari Yaman tempat dimana beliau dilahirkan. Masa itu penduduk Qohtahn banyak yang menyembah berhala. Meskipun beliau masih berusia muda, tapi beliau menolak dan menginkari penyembahan berhala yang berlaku di masyarakatnya. Beliau tahu bahwa berhala yang disembah tidak memberikan manfaat dan juga bahaya. Dalam hatinya berkeinginan agar datang pertolongan dari langit untuk menyelamatkan manusia dari penyembahan berhala. Keinginannya itu terwujud ketika beliau mendengar bahwa Muhammad bin Abdullah adalah utusan Allah mengajarkan agama tauhid, mengajak kepada amar ma’ruf dan budi pekerti mulia.
.
Maka dengan niat ikhlas beliau meninggalkan tanah kelahirannya pergi menuju Mekkah tempat di mana Rasulullah diutus. Sesampainya di Mekkah beliau duduk di sekeliling Rasulullah dan belajar darinya. Selama mengikuti ajaran Rasulullah, beliau sangat rajin dan . Akhirnya setelah merasa cukup beliau pulang ke Yaman untuk mengajarkan agama tauhid yang dibawa Rasulullah. Sedikit banyak beliau membawa perubahan di kaumnya.
Kemudian beliau balik ke hadapan Rasulullah setelah selesai perang Khoibar. Kebetulan kedatangannya bersamaan dengan datangnya Ja’far bin Abu Tholib bersama sahabat lain dari Habsyah (Ethopia). Di situlah Rasulullah memberikan penerangan tentang ajaran Islam kepada semua yang datang. Ternyata kedatangan beliau dari Yaman tidak hanya seorang diri. Tapi beliau datang bersama 53 lebih dari laki-laki dari penduduk Yaman. Dua saudara sedarahnya juga ikut datang yaitu Abu Ruhm dan Abu Burdah. Orang-orang yang datang bersama beliau oleh Rasulullah “al-Asy’ariun”(orang-orang Asy’ari).
Mengenai kisah hijrahnya, beliau berkata; “Kami keluar dari Yaman bersama 53 orang lebih dari kaumku. Suadaraku Abu Ruhm dan Abu Burdah juga ikut. Kami berlayar dengan prahu ke Najashy, Ethopia. Ternyata di sana sudah ada Ja’far dan sahab-sahabat lain. Kemudian kami bertemu setelah selesai perang Khaibar. Kemudian Rasulullah berkata; “Kamu berhijrah dua kali; pertama ke Nahashy dan kedua hijrah kepadaku.”(HR.Bukhori Muslim). Sejak itulah Rasulullah sangat cinta padanya, dan juga kaumnya. Anehnya sebelum kedatangan beliau, Rasulullah berkata kepada para sahabat bahwa akan datang kepada kami besok suatu kaum hatinya sangat lembut. Besok harinya kedatangan mereka disambut meriah dengan saling berjabat tangan. Inilah  pertama berjabat tangan dalam Islam.
Beliau adalah seorang faqih (ahli fiqh) dan sangat cerdas sehingga dapat memahami setiap persoalan yang muncul. Disebutkan bahwa beliau termasuk empat orang ahli hukum umat Islam; Umar, Ali, Abu Musa dan Zaid bin Tsabit. Tidak hanya itu, beliau juga penguasa yang sangat berani. Di medan perang, dengan beraninya beliau sanggup memikul beban dan tanggungjawab pasukan umat Islam. Hingga suatu ketika Rasulullah berkata, “Tuan para kesatria adalah Abu Musa.” Rasulullah pernah menugaskan beliau menjadi penguasa atau wali di kota Zabid dan Adnan.
Diantara para sahabat, beliau lah yang mempunyai suara bagus ketika membaca al-Qur’an. Kelembutan dan kehalusan suaranya membuat orang yang mendengarkan terharu dan teruhnya hatinya. Suaranya mampu menembus ke relung hati. Dari Abu Musa diceritakan bahwa Rasulullah berkata, “Wahai Abu Musa, kamu telah diberi seruling dari serulingnya (bagus suaranya) keluarga Daud.”(HR.Bukhori Muslim). Di hadits lain diceritakan, Anas berkata suatu hari malam beliau (Abu Musa) melakukan sholat malam. Bacaan al-Qur’an dalam sholatnya itu terdengar oleh istri-istri Rasulullah. Merekapun bangun dan mendengarkan dengan baik. Ketika pagi-pagi beliau diberitahu bahwa istri-istri Rasul mendengar bacaannya.
Biasanya kalau Umar bin Khottob bertemu dengannya, beliau mesti diperintah untuk membaca al-Qur’an sembari berkata, “Wahau Abu Musa, kami rindu dengan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an.” Pada waktu Umar bin Khottob mengutus beliau untuk menjadi wali dan amir di Basrah pada tahun 17 Hijriah, beliau mengumpulkan penduduk Basrah sembari berkhutbah; “Amirul mukminin mengutusku untuk mengajarkan kepada kalian kitab Allah dan sunnah Rasul. Dan juga untuk membersihkan jalan kesesatan kalian.” Kota Asbahan dan Ahwaz ditaklukan pada masa Umar.
Pada masa kholifah Utsman beliau ditugaskan untuk menjadi wali di Basrah, tapi kemudian beliau mengundurkan diri. Setelah itu dipindah ke Kuffah. Pada waktu terjadi fitnah dan perselisihan antara Ali dengan Muawwiyah, beliau mengajak penduduk Basrah untuk memberikan dukungan kepada Ali.
Selama berjuang bersama Rasulullah, belaiu telah meriwayatkan kurang lebih 355 hadits. Diantara hadits riwayatnya, dari Rasulullah bersabda; “Sesungguhnya Allah membentangkan tangannya di malam hari untuk memberi ampunan bagi orang yang berbuat jahat di siang hari. Dan Allah bentangkan tangganya di siang hari untuk memberi ampunan bagi orang yang berbuat jahat di malam hari hingga matahari terbenam.”(HR.Muslim)
Suatu hari beliau berkata; “Ada dua hal yang dapat memutus dariku  dunia; mengingat mati dan mengingat dosa dihadapan Allah.”
Beberapa kata hikmah dan petuah beliau;
“Ikutilah petunjuk al-Qur’an…jangan pernah merasa jemu untuk ikut,
Beliau wafat di Kuffah pada tahun 44 Hijriah.

Abdullah bin Mas'ud


Abdullah bin Mas'ud

Saya tidak takut anak perempuanku menjadi fakir miskin
.
Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly. Biasanya dipanggil Abu Abdurrahman. Beliau dikenal dengan sebutan “Habrul Ummah”(ilmuan umat Islam) seperti halnya Ibn ‘Abbas. Beliau juga termasuk orang yang ahli fiqh.
.
Mengenai keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran Islam dimana para sahabat hadir di sana. Beliau termasuk enam orang yang masuk Islam pada awal-awal datangnya Islam. Masa kecilnya dihabiskan untuk mengembala kambing milik ‘Uqbah bin Abu Mu’id di Mekkah. Maklum, orang tuanya bukan orang yang kaya yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
Tubuhnya mempunyai kemiripan dengan Rasulullah, terutama ketika berjalan dan cara jalannya. Badanya tidak terlalu gemuk agak kurus sedikit. Agak pendek badanya. Hampir-hampir orang yang duduk itu menyamai ketika beliau berdiri. Kalau berpakian rapih dan bersih. Serta memakai wangi-wangian. Kononnya kalau beliau keluar rumah, para tetangga tahu kalau beliau sedang lewat. Beliau memang suka memakai wangi-wangian.
Diceritakan dari Ali bin Abu Tholib bahwa suatu hari Rasulullah menyuruh Ibn Mas’ud untuk menaiki pohon untuk mengambil sesuatu darinya. Para sahabat yang berada dibawah pohon melihat betis Ibn Mas’ud begitu kecil. Mereka tertawa karena betisnya tidak berisi. Kemudian Rasulullah bertanya, “Kenapa kalian tertawa? Kalian tahu bahwa kaki Abdullah bin Mas’ud kelak di akherat nanti timbangannya lebih berat daripada gunung Uhud.”(HR.Ahmad, 114/1)
Ketika Rasulullah perintahkan umat Islam berhijrah karena adanya siksaan dari kafir Quraisy yang begitu menyakitkan, beliau ikut berhijrah ke Habsyah (Ethopia) dan Madinah. Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau ikut terlibat dalam semua peperangan. Rasulullah memberi kesaksian bahwa beliau kelak akan masuk surga.
Pada waktu Umar menjabat sebagai kholifah, beliau pernah ditugaskan untuk menjadi guru di Kuffah. Dan juga menjadi menteri bagi Ammar bin Yasir sebagai wali kota itu. Pengalaman beliau mengajarkan ajaran Islam di Kuffah, menjadikan dirinya semakin dekat dengan Allah. Dan betapa pentingnya belajar dan mengajar. Dalam kesehariannya beliau banyak bangun malam untuk bertahajud.
Mengenai pribadinya, Abdullah bin Amru berkata, Rasulullah pernah bersabda, “Belajarlah al-Qur’an dari empat sahabat; Ibn Mas’ud, Ubay bin Ka’ab, Mu’adh bin Jabal dan Salim budak Abu Khuzaifah.” Meskipun tubuhnya tidak kecil tapi beliau mempunyai kelebihan dalam suara. Beliau lah orang Islam pertama yang membaca al-Qur’an dengan suara keras.
Suatu hari Rasulullah bertanya kepadaku (Ibn Mas’ud), “Bacalah untuk.” Saya jawab, “Apakah saya harus membaca untukmu sedangkan Wahyu itu diturunkan kepadamu?” Rasulullah menjawab; “Sungguh, bahwa saya ingin mendengar dari orang lain.” Kemudian saya pun membaca untuk Rasulullah surah an-Nisa hingga sampai ayat 41“Bagaimana jika kami datangkan saksdi dari semua umatku dan kami bawa kamu kepada mereka” Rasul berkata; “Tahan!” Ternyata mata Rasulullah meneteskan air mata.
Sebelum wafatnya Utsman bin Affan pernah menawarkan beliau untuk memberikan sebagian hartanya kepada putrinya. Dengan cara halus beliau menolak tawaran itu sembari berkata, “Saya tidak takut anak perempuanku menjadi fakir miskin.” Beliau melajutkan ucapannya tadi, “Tiap malam saya suruh anak perempuanku saya untuk membaca surah al-Waqiah. Sebab saya pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Barangsiapa membaca surah al-Waqiah tiap malam, dia tidak tertimpa kefakiran selamanya”(ibn Katsir menyebutkan dalam kitabnya).
Diantara kata-kata hikmah dan wasiat beliau,
“Dari al-Masib bin Rofi’ bercerita bahwa Ibn Mas’ud pernah berkata, “Sungguh saya sangat benci dengan orang yang tidak punya kesibukan dengan akherat dan juga kesibukan dunia.”
“Janganlah salah seorang dari kalian mengikuti agama orang lain. Jika dia beriman, kalian beriman. Jika dia kafir, kalian ikut kafir. Sekiranya memang harus ikut dengan, maka ikutilah orang yang sudah mati. Sebab yang masih hidup tidak aman dari firnah.”(lihat sofwahus sofwah,1/220-21).
“Dari Abdurahman bin Abdullah bin Mas’ud, anaknya, diceritakan bahwa seorang laki-laki datang padanya. Orang itu bertanya, “Wahai Abu Abdurahman, ajarkan kepadku kalimat yang banyak dan bermanfaat.” Beliau menjawab, “Janganlah kamu syirik kepada Allah, dimana kamu berada datangilah al-Qur’an, jika datang kepadamu kebenaran maka terimalah kebenaran itu meskipun dia itu bukan kerabatmu dan tidak disukai. Dan jika datang kepada kebatilan maka tolaklah meskipun dia datang dari orang yang dicintau dan kerabatmu.”
Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 848 hadits. Diantara hadits riwayatnya itu, dari Rasulullah, beliau bersabda; “Hendaklah kalian berlaku jujur karena kejujuran akan membawamu kepada kebaikan dan kebaikan akan membawamu ke surga. Jauhilah olehmu dusta karena dusta itu membawa kepada dosa, dan dosa itu membawamu ke neraka..”(HR.Muslim)
Setelah hidupnya didedikasikan untuk menyebarkan ajaran Islam, akhirnya beliau meninggal dunia pada tahun 32 Hijriah. Sebelum wafatnya beliau sempat berpesan kepada Zubair bin Awwam untuk mensholatinya. Beliau dikuburkan di kuburan Baqi’ (samping masjid Nabawi, Madinah).

Ibn Abbas


Ibn Abbas

ilmu kalian tidak akan memberi manfaat sedikitpun kecuali diamalkan dengan baik.”

.
Lahir di Sya’b tiga tahun sebelum peristiwa hijrah (Hijriah) pada waktu umat Islam dikepung oleh kaum kafir. Nama lengkapnya Abdullah bin al-Abbas bin Abdul Mutholib al-Quraisyi al-Hasyimi. Biasanya dipanggil Abul ‘Abbas dan digelari “habrul ummah”(ilmuan Umat) dan “Turjuman al-Qur’an”(Penerjemah al-Qur’an). Ibunya bernama Ummul Fadhil Lubabah binti al-Harits al-Hilaliyah. Beliau adalah anak dari paman Rasulullah. Badannya tidak terlalu tinggi, wajahnya ganteng dan kulitnya putih. Kalau bicara sopan dan baik tutur katanya.
.
Sebelum kelahirannya, ibunya pernah berjumpa dengan Rasulullah. Rasulullah mengkabarkan bahwa kelak akan lahir seorang anak laki-laki. Rasulullah pun meminta kepada ibunya agar setelah lahir supaya dibawa ke tempatnya. Setelah lahir, ibunya membawanya ke Rasulullah. Rasulullah memberi nama anaknya, Abdullah.
.
Ketika Rasulullah wafat, umur beliau baru tiga belas tahun. Pendapat lain mengatakan umur beliau pawa waktu Rasulullah wafat lima belas tahun. Dari Ibn Abbas diceritakan bahwa Rasulullah wafat ketika saya berumur lima belas tahun.”(lihat Sair ‘alam an-nubala). Jadi kurang lebih beliau berjumpa Rasulullah hanya tiga puluh bulan saja.
Beliau adalah orang yang sangat alim. Dalam usaha mencari ilmu dan mempelajari ajaran Islam, beliau adalah tauladan dan contoh bagi generasi kita. Beliau sangat serius dan tidak mengenal lelah. Sebab ilmu tidak didapat dengan leha-leha, tapi harus digali secara serius. Di kalangan para sahabat beliau dikenal orang yang paling banyak berfatwa dan berijtihad. Di samping itu beliau juga sahabat yang paling banyak meriwayatkan  Rasulullah bersama Abu Hurairah, Ibn Umar, Jabir, Anas dan ‘Aisyah. Dalam sejarah Islam, beliau termasuk sahabat yang dikenal dengan sebutan ‘abadalah al-arba’ah’ yaitu empat sahabat yang bernama Abdullah. Tiga yang lainnya adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin Zubair dan Abdullah bin Amru.
Mengenai pribadinya, Ibn Mas’ud berkata; “Penerjemah al-Qur’an yang baik adalah Ibn ‘Abbas.” Mujahid berkata; “Ibn ‘Abbas jika mentafsiri sesuatu, saya melihat cahaya darinya.” ‘Atho berkata; “Saya tidak melihat bulan purnama pada malam ke empat belas melainkan saya teringat dengan wajah Ibn ‘Abbas.” Pujian lain datang dari Amru bin Dinar, “Saya tidak pernah melihat suatu majlis yang menghimpun semua kebaikan kecuali majlisnya Ibn Abbas; mengenai halal dan haram, bahasa Arab, ilmu nasab dan syair.”
Suatu ketika Rasulullah mendo’akan beliau, “Ya Allah berilah dia kepahaman dalam agama, dan ajarkan dia (ilmu) takwil.” Di  lain Rasulullah berdo’a, “Ya Allah, ajarkan dia ilmu hikmah,”
Karena keluasan ilmu dan pengetahuannya tentang ajaran Islam, Umar tidak segan-segan menanyakan suatu perkara yang mungkin tidak diketahui. Bahkan tidak malu-malu, beliau didudukkan bersama pembesar umat Islam dan syeikh-syeikh Badr. Beliau gemar berkelana ke pelbagai tempat untuk menimba ilmu. Beliau pernah  qosidah (rangkuman syair) yang terdiri dari 80 bait dan mampu menghafalnya.
Selama hidupnya beliau bersama Ali pernah ikut menyaksikan peristiwa Jamal dan Shiffin. Pada waktu Ali menjabat kholifah keempat, beliau ditunjuk untuk menjadi wali di Basrah. Tapi akhirnya jabatan wali itu ditinggalkan sebelum Ali ra terbunuh. Dan kembali lagi ke Hijaz. Ketika terjadi pertikaian antara Abdullah bin az-Zubair dan orang-orang Umayah beliau tidak ikut campur.
Setelah tidak menjabat wali di Basrah, beliau menetap di Thoif. Di sanalah beliau mengamalkan ilmunya dan mengajarkan pada orang lain. Majlis yang diadakan beliau banyak diminati orang. Kebanyakan kitab-kitab tafsir al-Qur’an yang ada banyak menisbatkan kepada beliau. Sebagian ahli-ahli bidang ini mengumpulkan takwilnya.
Meskipun tidak lama hidup berdamping bersama Rasulullah, tapi beliau sangat rajin menimba ilmu langsung dari Rasulullah. Sehingga banyak sekali - yang diriwayatkannya. Kurang lebih ada 1660  yang beliau riwayatkan.
Diantara riwayat haditsnya, Rasulullah bersabda “Dua kenikmatan yang melalaikan kebanyakan manusia; kesehatan dan waktu luang.”
Pada tahun 68 Hijriah beliau meninggal dunia.  bin al-Hanifah ikut  jenazahnya. Apa kata al-Hanafiyah mengenai kematiannya pada waktu mau dikubur, “Pada hari ini seorang ahli agama telah meninggal dunia.” Diatas bumi Thoif itulah tempat jasad beliau dikubur. Putra-putra beliau; al-‘Abbas, Ali as-Sajjad, al-Fadhl, , Abdullah, Lubabah dan Asma.

Muadz bin Jabal


Muadz bin Jabal

Lahir dua puluh tahun sebelum Hijrah. Biasanya dipanggil Abu Abdurahman. Nama lengkapnya Mu’adh bin Jabal bin Amru bin Aus al-Anshory al-Khazrojy.

.
Dakwah ajaran Islam yang disampaikan dengan cara santun, berhikmah dan penuh suri tauladan menjadikan beliau tertarik untuk mempelajari Islam. Atas bimbingan Mush’ab bin ‘Umair, beliau berikrar masuk Islam. Dari sinilah beliau mulai belajar banyak tentang Islam yang dibawa utusan Allah, .
.
Beliau adalah orang  cerdas dan bijaksana. Bicaranya bagus dan runtut. Tidak banyak bicara kecuali ditanya. Seakan-akan apa yang keluar dari mulutnya adalah cahaya dan barang berharga. Seorang yang punya haibah dan wibawa tinggi di kalangan sahabat lainnya.
.
Pada waktu Rasulullah datang ke Madinah untuk berhijrah, beliau sangat senang dan ingin sekali bertemu langsung dengan Rasulullah. Kesempatan bertemu dengan Rasulullah digunakan untuk menimba ilmu yang banyak. Bahkan beliau sangat rajin dan teliti dalam mempelajari  dalam syariah Islam. Hingga di kemudian hari beliau menjadi orang yang sangat pandai dalam al-Qur’an dan sunah Rasulullah.
Beliau termasuk orang yang ikut dalam pembaiaatan Aqobah kedua. Pada masa Rasulullah beliau salah seorang dari enam pengumpul al-Qur’an. Semasa hidupnya ikut berperang di Badr, Khandaq dan hampir semua peperangan.
Untuk penyebaran ajaran Islam, Rasulullah mengutus beliau ke Yaman untuk menjadi qodhi dan guru. Rasulullah juga menulis surat untuk penduduk Yaman. Dalam surat itu beliau berkata; “Saya utus kepada kalian orang yang paling baik dan pintar dari umatku.” Ketika hendak berangkat ke Yaman, Rasulullah bertanya; “Dengan apa kamu akan menghukumi wahai Mu’adh?” Beliau menjawab; “Dengan kitab suci al-Qur’an.” Rasul bertanya lagi; “Kalau tidak ditemukan dalam kitab suci?” Beliau menjawab; “Dengan sunah Rasulullah.” Rasulullah bertanya lagi; “Kalau tidak ada dalam sunah Rasulullah?” Beliau menjawab; “Saya akan berijtihad dengan akalku dan saya tidak akan sembrono/ngawur.” Mendengar jawabnya, Rasulullah bergembira sambil berkata; “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pertolongan kepada utusan Rasul yang diridhoinya.”
Mengenai pribadinya, Rasulullah berkata; “Mu’adh bin Jabal adalah orang yang paling tahu hukum dari umatku.” Di hadits lain disebutkan; “Mu’adh bin Jabal adalah imamnya para ulama pada hari kiamat.” Rasulullah pernah berpesan kepadanya; “Wahai Mu’adh, demi Allah aku sangat cinta padamu, maka jangan lupa setiap habis sholat kamu membaca do’a ‘Allahumma ‘ainni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah dengan berdzikir, bersyukur dan beribadah karena mu aku meminta perlindungan)
Pujian Umar bin Khottob kepada beliau; “Sekiranya tidak ada Mu’adh bin Jabal niscaya Umar akan binasa.” Kononnya, ketika ada persoalan dan masalah Umar selalu minta tolong kepada Mu’adh untuk memberikan pandangan dan pendapatnya. Maka tidak berlebihan jika Umar memberikan yang sepantasnya. Di sisi lain Ibn Mas’ud juga memberikan pujian kepadanya; “Sungguh, Mu’adh adalah orang yang rajin ibadah dengan ikhlas. Kami menyamakan Mu’adh dengan nabi Ibrahim as.”
Diantara kata-kata hikmah beliau;
“Ketahuilah  itu dengan kebanaran. Sebab  itu mempunyai cahaya. Maka berhati-hatilah hakim yang rusak hatinya.”
“Belajarlah apa saja yang kalian mau, maka ilmu kalian tidak akan memberi manfaat apapun kecuali diamalkan dengan baik.”
Pada waktu Mu’adh menjadi wali di Yaman, Umar bin Khottob  kepada Abu Bakar agar kekayaan dan hartanya dibagi dua kepada Mu’adh. Tapi ternyata beliau menolak tawaran itu. Umar pun merasa lega dan tidak terbebani. Setelah itu pergi ke Abu Bakar. Abu Bakar pun menolak untuk mengambil harta itu. Umar berkata; “Sekarang harta kekayaanku sudah halal dan baik.”
Selama berjuang dalam  ajaran Islam, beliau ikut dalam penakluka-penaklukan Syam bersama Abu ‘Ubaidah bin al-Jarah. Ketika Abu ‘Ubaidah terkena penyakit campak yang mematikan, beliau mengantikan posisinya. Kurang lebih ada 157 hadits yang beliau riwayatkan selama berjuang bersama Rasulullah.
Diantara hadits yang diriwayatkan itu;
“Suatu  mengutusku. Rasululluh berkata; “Kamu akan mendatangi suatu kaum dari pengikut ahli kitab. Kamu ajak mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Sekiranya mereka mentaati dan setuju dengan itu, maka ajari mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka sholat lima kali dalam sehari semalam. Sekiranya mereka mentaati dan setuju dengan itu, maka ajari mereka bahwa Allah telah mewajibkan untuk membayar zakat yang diambil dari  dan dibagikan kepada orang miskin. Sekiranya mereka mentaati perkara diatas, maka hendaklah kamu berhati-hati dengan harta mereka, dan takutlah dengan do’a orang yang terdholimi. Sebab do’anya itu dikabulkan oleh Allah.”(HR.Bukhori dan Muslim)
Amanah dan pesan yang disampaikan Rasulullah kepada beliau dapat dilaksanakand dengan baik. Hanya saja beliau tidak sempat berjumpa dengan Rasulullah sebelum wafatnya. Karena beliau belum balik dari Yaman. Maka tidak diragukan lagi mendengar berita wafatnya Rasulullah, beliau bersedih.
Pada tahun 18 Hijriah di dekat kawasan Yordan, beliau mengembuskan nafas terakhir. Pendapat lain mengatakan di Palestina. Beliau dikuburkan di gua. Menjelang ajalnya lepas dari tubuhnya beliau sempat berucap; “Selamat datang kematian. Yang dicinta datang dengan segara.”