Laman

Selasa, 13 November 2012

~10 HAK ANAK TERHADAP ORANG TUA~



KH. ABDUL JALAL
Sabtu, 06 Okt 2012


Rasullullah sallallahu alaihi wasallam bersabda : “Ridha Allah tergantung keridhoan ibu bapak, dan murka Allah tergantung murka ibu bapak”
1. Memberi makan orang tua ketika mereka tidak mampu mencari sendiri.
Dan Kami perintahkan kepada manusia kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.(QS Lukman : 13)

2. Memberikan pakaian orang tua ketika mereka sudah tidak mampu membeli pakaian sendiri
Orang tua sangat senang bila dibelikan pakaian oleh anaknya, walaupun sangat sederhana bentuk pakaian tersebut, walaupun waktu kecil anak tersebut sering rewel ketika dibelikan pakaian.

3. Ketika mereka butuh dilayani maka layanilah, seperti menuntun, menggendong, dan lain-lainnya. Ingatlah mereka menggendong kita sewaktu kecil dengan senang hati.
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah . Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo'a: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni'mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"(QS Al Ahqaf : 15)

4. Cepat memenuhi panggilannya.
Ketika zaman khalifah Umar bin Khattab ada seorang yang mengadu tentang hak ibunya, : “Wahai Khalifah, aku mempunyai ibu yang sakit aku selalu merawatnya, aku menyuapinya ketika makan, aku tidak tidur jika beliau belum tidur, dan menggendongnya kemanapun ia ingin pergi, apakah sudah cukup hak beliau? Umar menjawab : “belum, adapun Ibumu memeliharamu adalah dengan senang hati mengharap kau tumbuh besar dan sehat, sedangkan engkau merawatnya tapi dalam hatimu lain dengan harapannya kepadamu sewaktu kecil”.

5. Hendaknya berkata halus kepada orang tua.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia .(QS Al Isra’ : 23)

6. Menaati perintah kebaikan mereka dan menjauhi perintah maksiat mereka.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Lukman : 14)

7. Janganlah memanggil mereka (ortu sendiri) dengan embel-embel nama.
Misalnya nama ibu kita Aisyah, maka jangan sampai menyebutnya bu Aisyah apalagi langsung menyebut namanya Aisyah (jw=njambal)

8. Apabila berjalan, maka di belakang mereka jangan berjalan di depan mereka.

9. Apa-apa yang desenangi kita maka juga mereka senang, janganlah barang yang tidak kita sukai kita berikan kepada orang lain, terlebih kepada ibu bapak.


10. Mendoakan mereka, memintakan ampunan Allah Ta’ala untuk mereka
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(Al Is’ra 24)

Hukama’ (Ulama ahli hukum) berkata :
“barang siapa yang mendurhakai orang tua, ia tidak akan menemukan kebahagiaan atas anaknya”
“barang siapa dalam masalah keluarga tidak mau bermusyawarah ia tidak akan menemukan tujuan hidup atau arti hidup (ma’nal hayah)”

“dalam rumah tangga dibutuhkan akhlaq karimah agar rumah tangga menjadi sakinah, mawaddah dan rahmah”
“apabila anak sudah besar maka janganlah terlalu sering menasehatinya, karena akan hilang wibawa orang tua, maka dakwah dengan khal (perbuatan) lebih efektif ketimbang dakwah dengan aqwal (ucapan).”

“dalam kehidupan tidak cukup hanya dengan berbuat baik kepada Allah dan RasulNya, berbuat baik kepada sesama makhluk juga penting”, seperti sesama manusia, dengan hewan, jangan sampai menyakiti mereka karena mereka juga punya rasa sakit, dan tumbuhan yang baru tumbuh.

“bacalah semua Asma’ul Husna dan temukan yang paling “mengena” di hati anda, gunakanlah sebagai wirid sehari-hari, karena Asma’ul Husnanya Allah cocok untuk seluruh makhluk.”
Suka · ·

FITRAH MANUSIA (Hadits Tarbawy)

Beranda


عن أبى هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : كل مولود يولد على الفطرة فأباه يُهوّدانه أو ينصرانه اويمجسانه (رواه مالك)
Mayoritas ulama berpendapat bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, termasuk anak dari seorang non muslim. Hal ini didasarkan pada riwayat al Hafidz Abu Bakar al Yaqani dari Samurah dari Nabi sallallahu alaihi wasallam beliau bersabda :
كل مولود يولد على الفطرة, فناداه الناس : يا رسول الله, وأولاد المشركين؟ قال : نعم, وأولاد المشركين

fitrah yang dimaksud dari hadits di atas adalah iman bawaan dari lahir yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala dalam alam lahir
QS Al A’raf 72 :
 Mengetahui fitrah sebagai potensi dan sifat dasar manusia mempunyai manfaat sbb :
1.    Memberikan rasa optimis terhadap kesuksesan meraih cita-cita masa depan
2.    Menanamkan kepercayaan diri melalui potensinya sendiri untuk melakukan sesuatu yang baik dan benar serta menjauhi yang mungkar
3.    Mengacu untuk mengejar semua yang baik dan menghindari yang keliru
4.    Membangkitkan semangat untuk mengembangkan berbagai potensi manusia yang meliputi :
1.    Potensi kalbu
2.    Potensi akal
3.    Potensi fisik

Fitrah anak perlu mendapat perhatian, dipelihara dan dikembangkan, terutama oleh kedua orang tua selaku pembina dan penanggungjawab dalam kehidupan keluarga. Merekalah yang berperan dan berpengaruh dalam membentuk keperibadian anak-anak dan mengarahkan masa depan mereka.

Fitrah yang menjadi dasar filosofis yang paling fundamental dari struktur bangunan pendidikan Islam.