Laman

Jumat, 08 Juni 2012

HADIST RUKYAH, MELIHAT ALLAH SEPERTI MELIHAT BULAN PURNAMA DAN MATAHARI.

Dari abu hurairah, Bahwa Sahabatbertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah.. -- Maksud dari hadist itu adalah, bukan berarti Tuhan seperti bulanatau matahari yang punya jarak, arah, dan sinar cahaya.. Tetapi maksudnya adalah, MELIHAT DENGAN TERANG DAN JELAS, TIDAK TERHALANG APAPUN. Di jelaskan dalam kitab tauhid : : ﻓﺈﻥ ﻗﻴﻞ: ﻛﻴﻒ ﻳﺮﻯ؟ ﻗﻴﻞ: ﺑﻼ ﻛﻴﻒ، ﺇﺫ ﺍﻟﻜﻴﻔﻴﺔ ﺗﻜﻮﻥ ﻟﺬﻱ ﺻﻮﺭﺓ، ﺑﻞ ﻳﺮﻯ ﺑﻼ ﻭﺻﻒ ﻗﻴﺎﻡ , ﻭﻗﻌﻮﺩ , ﻭﺍﺗﻜﺎﺀ ﻭﺗﻌﻠﻖ، ﻭﺍﺗﺼﺎﻝ ﻭﺍﻧﻔﺼﺎﻝ، ﻭﻣﻘﺎﺑﻠﺔ , ﻭﻣﺪﺍﺑﺮﺓ، ﻭﻗﺼﻴﺮ , ﻭﻃﻮﻳﻞ، ﻭﻧﻮﺭ , ﻭﻇﻠﻤﺔ، ﻭﺳﺎﻛﻦ, ﻭﻣﺘﺤﺮﻙ، ﻭﻣﻤﺎﺱ ﻭﻣﺒﺎﻳﻦ، ﻭﺧﺎﺭﺝ , ﻭﺩﺍﺧﻞ، ﻭﻻ ﻣﻌﻨﻰ ﻳﺄﺧﺬﻩ ﺍﻟﻮﻫﻢ ﺃﻭ ﻳﻘﺪﺭﻩﺍﻟﻌﻘﻞﻟﺘﻌﺎﻟﻴﻪ ﻋﻦ ﺫﻟﻚ" ﺍﻫـ.ﻛﺘﺎﺏ ﺍﻟﺘﻮﺣﻴﺪ ﺹ/ 85 Jika ada yang bertanya : bgaimana Allah dilihat? katakan lah : tanpa kaif, karena kaifiyah hanya bagi yang mempunyai shurah (bentuk), bahkan dilihat tanpa wasaf berdiri (qiyam), duduk (qu'ud), bersandar (ittikak),bergantung (ta'alluq), bersambung (ittisal), tidak bersambung (infisal), berhadapan(muqabalah), membelakangi (mudabarah), pendek (qashir), panjang (thawil), cahaya (nur), kegelapan (dhulmah), diam (sakin), bergerak (mutaharrik), bersentuhan (mumas), bercerai (mubayin), diluar (kharij), di dalam(dakhil), dan tidak ada makna yang diduga oleh dugaan dan di andai-andai (di bayangkan) oleh aqal (fikiran), karena maha tinggi Allah dari hal demikian. Kitab tauhid hal 85. سُبْحٰنَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ الصافات: ١٥٩-١٦۰ Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan, Kecuali hamba-hamba Allah yang ikhlash . Ash Shaaffat: 159-160

Tidak ada komentar: